Rabu, 30 Januari 2013

DI UJUNG SENJA (Bab 1)

Ini cerita awal sebuah cerita"DI UJUNG SENJA". kisahnya aku gabung dengan entri sebelumnya ya... ada sedikit perubahan disana-sini...maklum saja...mungkin kalau sudah jadi cerita yang utuh akan lain...

Judul awal:

“Di ujung Senja”

I.               TAMU MISTERIUS
                     Seperti biasanya aku datang ke sekolah pukul tujuh kurang sepuluh menit. Baru sampai gerbang sekolah, murid-murid sudah terlihat tergesa-gesa masuk ke gedung sekolah. Aku pikir karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Atau mungkin karena mereka belum mengerjakan PR..hehehe..
Sesampai di ruang kelas aku tak mendapati satu orang murid pun disana. Aku jadi heran. Tidak biasanya kelas sepi begini padahal sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai. Beberapa murid tampak memasuki ruang kelas. Ekspresi mereka ketika melihatku terlihat aneh. Muka mereka tampak pucat. Bahkan mata dari salah satu dari mereka seperti habis menangis.
"Dian! Murid yang lain belum datang?" tanyaku tanpa menanyakan apa yang terjadi pada mereka.
Yang di tanya tampak ragu-ragu untuk menjawab" Me..meraka...di halaman belakang sekolah, Ri.." katanya takut-takut.
Aku penasaran. "Halaman belakang! Memang ada apa di halaman belakang sekolah?"tanyaku.
Mereka saling berpandangan.
"Lebih baik kau lihat sendiri deh..." kata Dian.
Aku langsung beranjak.
 "Tari, ayo aku temani..."kata gadis berpita merah. Dia adalah Mia.
"Baiklah...ayo!"
Kami menyusuri jalan untuk sampai di halaman belakang sekolah. Kami saling diam. Kami sempat berpapasan dengan beberapa murid yang kulihat memandangku dengan pandangan aneh.Beberapa dari mereka tampak berbisik pelan.  Aku memandang Mia, dia juga memandangku. Namun aku tak bersuara.Aku hanya mendesah.  Betapa terkejutnya aku ketika kudapati begitu banyak murid yang berkerumun di sana. Ku dengar salah seorang guru menyuruh para murid untuk segera masuk kelas. Mereka pun langsung berhamburan masuk kelas. Pundakku sempat tersenggol dengan keras oleh salah seorang murid. Untung aku tidak terjatuh. Aku dan Mia menerobos kerumunan murid yang berbalik arah menuju kelas. Aku sudah tak menghiraukan apakah mereka juga memandangku dengan aneh seperti beberapa murid yang ku temui tadi atau tidak. Sesampai di depan halaman aku menangkap sesosok tubuh yang baru di turunkan dari atas pohon. Jantungku berdegup kencang. Aku seperti mengenalinya. Aku mendekat untuk memastikannya namun Mia mencegahku.
"Kita masuk kelas saja, Tari! Ayo!"serunya menahan pundakku.
Aku tak menghiraukannya. Setengah berlari aku mendekatinya. Mataku terbelalak ketika aku mengenali sesosok tubuh yang sudah terbujur kaku di atas tanah. Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku langsung jatuh tersungkur. Sayup-sayup aku mendengar suara orang memanggilku...
“Apa dia sudah sadar?”terdengar suara perempuan
“Sepertinya belum”kata suara perempuan yang lain.
Pelan-pelan ku buka mataku. Pandanganku sedikit kabur. Ketika pandanganku sudah mulai terang aku hanya menangkap langit-langit sebuah ruangan. Aku tak tahu apa yang terjadi denganku. “Dimana aku sekarang”gumamku dalam hati.
“Kamu sudah sadar, Tari?”tanya sebuah suara di dekatku.
Aku menoleh. Bu Susi berdiri di dekatku. Raut mukanya terlihat cemas.
“Saya dimana, Bu?”tanyaku pada Bu Susi.
“Tenang saja. Sekarang kamu ada di ruang UKS. ”kata Bu Susi.         

Rabu, 30 Januari 2013

DI UJUNG SENJA (Bab 1)

Ini cerita awal sebuah cerita"DI UJUNG SENJA". kisahnya aku gabung dengan entri sebelumnya ya... ada sedikit perubahan disana-sini...maklum saja...mungkin kalau sudah jadi cerita yang utuh akan lain...

Judul awal:

“Di ujung Senja”

I.               TAMU MISTERIUS
                     Seperti biasanya aku datang ke sekolah pukul tujuh kurang sepuluh menit. Baru sampai gerbang sekolah, murid-murid sudah terlihat tergesa-gesa masuk ke gedung sekolah. Aku pikir karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Atau mungkin karena mereka belum mengerjakan PR..hehehe..
Sesampai di ruang kelas aku tak mendapati satu orang murid pun disana. Aku jadi heran. Tidak biasanya kelas sepi begini padahal sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai. Beberapa murid tampak memasuki ruang kelas. Ekspresi mereka ketika melihatku terlihat aneh. Muka mereka tampak pucat. Bahkan mata dari salah satu dari mereka seperti habis menangis.
"Dian! Murid yang lain belum datang?" tanyaku tanpa menanyakan apa yang terjadi pada mereka.
Yang di tanya tampak ragu-ragu untuk menjawab" Me..meraka...di halaman belakang sekolah, Ri.." katanya takut-takut.
Aku penasaran. "Halaman belakang! Memang ada apa di halaman belakang sekolah?"tanyaku.
Mereka saling berpandangan.
"Lebih baik kau lihat sendiri deh..." kata Dian.
Aku langsung beranjak.
 "Tari, ayo aku temani..."kata gadis berpita merah. Dia adalah Mia.
"Baiklah...ayo!"
Kami menyusuri jalan untuk sampai di halaman belakang sekolah. Kami saling diam. Kami sempat berpapasan dengan beberapa murid yang kulihat memandangku dengan pandangan aneh.Beberapa dari mereka tampak berbisik pelan.  Aku memandang Mia, dia juga memandangku. Namun aku tak bersuara.Aku hanya mendesah.  Betapa terkejutnya aku ketika kudapati begitu banyak murid yang berkerumun di sana. Ku dengar salah seorang guru menyuruh para murid untuk segera masuk kelas. Mereka pun langsung berhamburan masuk kelas. Pundakku sempat tersenggol dengan keras oleh salah seorang murid. Untung aku tidak terjatuh. Aku dan Mia menerobos kerumunan murid yang berbalik arah menuju kelas. Aku sudah tak menghiraukan apakah mereka juga memandangku dengan aneh seperti beberapa murid yang ku temui tadi atau tidak. Sesampai di depan halaman aku menangkap sesosok tubuh yang baru di turunkan dari atas pohon. Jantungku berdegup kencang. Aku seperti mengenalinya. Aku mendekat untuk memastikannya namun Mia mencegahku.
"Kita masuk kelas saja, Tari! Ayo!"serunya menahan pundakku.
Aku tak menghiraukannya. Setengah berlari aku mendekatinya. Mataku terbelalak ketika aku mengenali sesosok tubuh yang sudah terbujur kaku di atas tanah. Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku langsung jatuh tersungkur. Sayup-sayup aku mendengar suara orang memanggilku...
“Apa dia sudah sadar?”terdengar suara perempuan
“Sepertinya belum”kata suara perempuan yang lain.
Pelan-pelan ku buka mataku. Pandanganku sedikit kabur. Ketika pandanganku sudah mulai terang aku hanya menangkap langit-langit sebuah ruangan. Aku tak tahu apa yang terjadi denganku. “Dimana aku sekarang”gumamku dalam hati.
“Kamu sudah sadar, Tari?”tanya sebuah suara di dekatku.
Aku menoleh. Bu Susi berdiri di dekatku. Raut mukanya terlihat cemas.
“Saya dimana, Bu?”tanyaku pada Bu Susi.
“Tenang saja. Sekarang kamu ada di ruang UKS. ”kata Bu Susi.         
 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates