Ini adalah lanjutan cerita dari "Di Ujung senja"...Di Bab kedua ini ceritanya juga belum usai...tapi tak apalah aku posting dulu...nanti Bab kedua yang belum usai dan Bab selanjutnya menyusul ya...
II.
DIARY BIRU LAUT
Pagi-pagi buta aku dikejutkan oleh
sebuah jeritan seorang perempuan. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan
berhambur ke asal suara. Selesai menuruni tangga aku melihat Ayah dan Ibu masuk
ke kamar Kak Ayu. Sampai disana aku tak
melihat kak Andi. Mungkin dia masih tertidur pulas. Tebakanku salah, Kak Andi
datang dengan mata masih merem melek.
“Ada apaan, sih?”katanya penasaran
Tidak ada yang menyahut.
“Aku takut sekali, mba...Aku tadi
melihat Ayu ada di ruangan ini...”katanya ketakutan.
Aku tak percaya. Kak ayu sudah
dialam kubur mana mungkin dia bisa ada disini. Kita kan sudah beda alam. Tak
mungkin orang yang sudah meninggal bisa bangkit lagi.
“Mungkin hanya perasaan, dik Fitri
saja. Ayu kan sudah meninggal, dik.”kata Ibu menghiburnya.
“Tidak...jelas-jelas aku
melihatnya.”katanya masih ketakutan.
“Hantu kali, tante.”kataku ketus.
“Hus! Ngawur kamu.”kata Ayah
menegurku.
Aku hanya menyeringai. Kak andi
menguap disampingku.
“Wah, bisa jadi benar, Bu. Mungkin
arwahnya Ayu tak tenang makanya dia
datang ke rumah ini.”kata Kak Andi menakut-nakuti.
“Andi! Tidak lucu.”bentak Ayah
“Emang benar, kok.”katanya sambil
melengos meninggalkan ruangan itu. Aku pun bergegas menyusulnya.
“Kakak tega sekali. Orang lagi
ketakutan malah ditakut-takuti.”
“Haha. Biarin saja...siapa suruh
jadi penakut.”katanya tanpa merasa bersalah.
“Raja tega.”kataku berlalu menuju
kamarku.
Kak Andi mendengus di belakangku.
“Hati-hati tidur sendiri. “katanya menakut-nakuti
“Siapa takut. Biasanya juga tidur
sendiri, wek.”
“Tari...Tari...”katanya dengan suara
diseram-seramkan.