Jumat, 01 Maret 2013

Di ujung senja (Bab II)

II Diary Biru laut

Cerita sebelumnya...
Tari bermimpi bertemu Ayu didalam mimpinya. Di mimpi itu dia mendapat petunjuk yaitu sebuah Diary biru laut milik Ayu...




Senja kian mendekat. Aku masih tak bergerak. Diam disebuah taman tengah kota. Menatap hamparan rumput hijau di depanku. Aku tak menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahku.
“Mba!”Serunya memanggilku. Lamunanku seketika buyar. Seorang wanita setengah baya sudah duduk disebelahku. Dia membawa beberapa tas plastik di dekatnya. Mungkin dia habis belanja di supermarket.
“Eh! Bu!”jawabku tergagap
“Siang-siang kok ngelamun di tempat seperti ini. Bahaya tahu, mba.”katanya. Aku hanya tersenyum tanpa melihatnya.
“Mau!”katanya menyodorkan sebungkus camilan kepadaku. Aku menggeleng. Aku kaget begitu memperhatikan wajahnya. Aku tak menyadari kalau yang duduk di sampingku adalah Bu Diah, Guru Matematika di SMA ku.
“Bu Diah!”seruku tak percaya
“Eh, iya. Kok Tahu. Ini siapa..Ibu kok lupa. Maklum sudah tua.”
“Saya Tari, Bu. Ibu masih ingat, Tari yang waktu itu...”
 “O, iya...”katanya sambil mengamatiku.
“Tari adiknya Ayu, kan. Pantesan tadi serasa kenal.”katanya melanjutkan. Aku tercengang.
“I! Iya...”kataku tak nyaman.
Kejadian yang menimpa kakakku agaknya masih dikenang oleh para Guru di Sekolahku.
“Aku turut prihatin dengan kakakmu. Dia gadis yang baik dan pintar. Ibu tak habis pikir kenapa dia melakukan itu.”katanya tanpa memandangku. Suasana menjadi lebih tak nyaman bagiku. Aku ingin sekali lari dari tempat ini.
Aku memilih diam. Pikiranku menerawang seolah mencari-cari sesuatu. Tiba-tiba ada ide aneh muncul dikepalaku.
“Bu! Waktu kakak saya meninggal apa ada sesuatu yang ganjil sehari atau ibu melihat ada yang aneh begitu.”kataku
“Maksud Tari apa? Ibu kok tak mengerti?”tanyanya bingung.
“Maksud Tari apa ibu melihat ada gerak-gerik yang aneh dari kakakku atau orang-orang didekatnya begitu.”kataku menjelaskan.
“O..Ibu tidak begitu memperhatikan. Tapi setahu ibu tidak ada. Wajar saja. Tidak ada yang ganjil.”kata Bu Diah.
Aku kecewa. Aku berharap Bu Diah bisa memberiku jawaban yang aku inginkan. Bu Diah adalah Guru yang paling dekat dengan Kak Ayu.
“O,ya. Apa Tari kenal dengan yang namannya  Bu Fitri? Dia menemui Ibu kemaren sore. Katanya dia tantemu?”tanyanya. Aku kaget mendengarnya. Untuk apa tante Fitri ke rumah Bu Diah.
“Dia berambut ikal dan ada tahi lalat di pipi kanannya?Kalau iya, ya benar dia memang tante saya.”
“Memang tante Fitri ada keperluan apa ke rumah Ibu?”
“Dia hanya silaturahmi saja. Katanya dia mendengar dari Ayu kalau Ibu ini Guru terdekatnya Ayu. Jadi mumpung dia  ke Jakarta sekalian mampir?”katanya menjelaskan.

Jumat, 01 Maret 2013

Di ujung senja (Bab II)

II Diary Biru laut

Cerita sebelumnya...
Tari bermimpi bertemu Ayu didalam mimpinya. Di mimpi itu dia mendapat petunjuk yaitu sebuah Diary biru laut milik Ayu...




Senja kian mendekat. Aku masih tak bergerak. Diam disebuah taman tengah kota. Menatap hamparan rumput hijau di depanku. Aku tak menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahku.
“Mba!”Serunya memanggilku. Lamunanku seketika buyar. Seorang wanita setengah baya sudah duduk disebelahku. Dia membawa beberapa tas plastik di dekatnya. Mungkin dia habis belanja di supermarket.
“Eh! Bu!”jawabku tergagap
“Siang-siang kok ngelamun di tempat seperti ini. Bahaya tahu, mba.”katanya. Aku hanya tersenyum tanpa melihatnya.
“Mau!”katanya menyodorkan sebungkus camilan kepadaku. Aku menggeleng. Aku kaget begitu memperhatikan wajahnya. Aku tak menyadari kalau yang duduk di sampingku adalah Bu Diah, Guru Matematika di SMA ku.
“Bu Diah!”seruku tak percaya
“Eh, iya. Kok Tahu. Ini siapa..Ibu kok lupa. Maklum sudah tua.”
“Saya Tari, Bu. Ibu masih ingat, Tari yang waktu itu...”
 “O, iya...”katanya sambil mengamatiku.
“Tari adiknya Ayu, kan. Pantesan tadi serasa kenal.”katanya melanjutkan. Aku tercengang.
“I! Iya...”kataku tak nyaman.
Kejadian yang menimpa kakakku agaknya masih dikenang oleh para Guru di Sekolahku.
“Aku turut prihatin dengan kakakmu. Dia gadis yang baik dan pintar. Ibu tak habis pikir kenapa dia melakukan itu.”katanya tanpa memandangku. Suasana menjadi lebih tak nyaman bagiku. Aku ingin sekali lari dari tempat ini.
Aku memilih diam. Pikiranku menerawang seolah mencari-cari sesuatu. Tiba-tiba ada ide aneh muncul dikepalaku.
“Bu! Waktu kakak saya meninggal apa ada sesuatu yang ganjil sehari atau ibu melihat ada yang aneh begitu.”kataku
“Maksud Tari apa? Ibu kok tak mengerti?”tanyanya bingung.
“Maksud Tari apa ibu melihat ada gerak-gerik yang aneh dari kakakku atau orang-orang didekatnya begitu.”kataku menjelaskan.
“O..Ibu tidak begitu memperhatikan. Tapi setahu ibu tidak ada. Wajar saja. Tidak ada yang ganjil.”kata Bu Diah.
Aku kecewa. Aku berharap Bu Diah bisa memberiku jawaban yang aku inginkan. Bu Diah adalah Guru yang paling dekat dengan Kak Ayu.
“O,ya. Apa Tari kenal dengan yang namannya  Bu Fitri? Dia menemui Ibu kemaren sore. Katanya dia tantemu?”tanyanya. Aku kaget mendengarnya. Untuk apa tante Fitri ke rumah Bu Diah.
“Dia berambut ikal dan ada tahi lalat di pipi kanannya?Kalau iya, ya benar dia memang tante saya.”
“Memang tante Fitri ada keperluan apa ke rumah Ibu?”
“Dia hanya silaturahmi saja. Katanya dia mendengar dari Ayu kalau Ibu ini Guru terdekatnya Ayu. Jadi mumpung dia  ke Jakarta sekalian mampir?”katanya menjelaskan.
 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates