Selasa, 31 Desember 2013

BELAJAR MEMAKNAI SESUATU

Malam sudah semakin larut. Gema suara itu makin membahana. Walau mata ini sudah sangat ingin tidur. Nyanyian malam tahun baru itu semakin menggila. Iringan bunyi petasan yang bersahutan itu seolah tak mau berhenti. Apa yang harus aku lakukan??? Bahkan alunan lagu favorit untuk meredam musik super kencang di luar sana sungguh sia-sia. 

Ingin rasanya aku berteriak keras-keras untuk menandingi suara yang begitu membuatku kesal. Argggg...tak bisakan itu dihentikan. Sepuluh menit saja. Syukur-syukur itu dihentikan seterusnya. Biar raga ini bisa beristirahat dan bangun dengan fresh.  Apa aku harus minum obat tidur???

Ku tengok suami yang berbaring di dekatku. Aku sungguh iri padanya. Dia begitu nyenyak tidur. Rupanya dia tak terpengaruh dengan kegaduhan diluar sana. Dia sudah terbang ke alam mimpi. Ya, sudahlah. 

Jari-jariku masih belum berhenti berkelana. Rangkaian huruf demi huruf ku ketik. Berharap ada rasa lelah yang mendera sebagai obat agar aku bisa tidur cepat. Apa yang kalian pikirkan ketika mengalami hal sepertiku? Aku berharap kalian tidak mengalaminya. Sekarang aku sudah menyerah. Akhirnya dengan segala kekesalanku aku harus memakluminya. Lagian hanya malam ini saja KAN...

Esok aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku harap segala yang aku rencanakan berjalan dengan baik. Mulai dari sekarang aku harus bisa menjadi lebih baik. Aku akan membuat planning dan mentaatinya. Fokus pada hal yang ingin kuraih. Dan berdoa semoga semuanya lancar. Kalian juga ya...aku harap segala mimpi kalian bisa di raih di tahun yang baru ini. Jangan biarkan tahun yang baru akan kita lalui ini sama dengan tahun lalu. Jika sama, jangan sampai sama persis. Lakukan perubahan, terutama pada diri sendiri. Menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Semangat!!! 








TAHUN BARU


Kemeriahan ada dimana-mana. Bunyi petasan menggema di setiap sudut kota. Langit dipenuhi percikan indah kembang api. Bahkan dilingkungan rumah sekalipun tak luput dari kemeriahan. Ada yang menyalakan tape racorder keras-keras sambil ditemani jagung yang dibakar ramai-ramai. Semua orang seolah larut dalam gegap gempita tahun baru. Lalu aku??? Ah, aku memilih di rumah saja meski ajakan ngumpul bersama sambil bakar jagung dan karaokean itu memanggil dari corong pengeras suara. Bunyi berisik tape recorder yang menyuarakan lagu dangdut itu sungguh memekakan telinga. Membuatku yang ingin melepas lelah barang sejenak susah untuk memejamkan mata.

Akhirnya aku suarakan jeritan hatiku melalui sebuah tulisan. Jari-jariku mulai berkelana. Mencari sebuah ide tulisan  untuk  sebuah pelampiasan. Ku nyalakan lagu favorit di laptopku untuk menutupi lubang telingaku. Walau begitu tetap saja suara di luar sana lebih jelas terdengar daripada lagu yang sekarang mengalun  di lubang telingaku. Sebenarnya tradisi kemeriahan setiap menjelang tahun baru itu asalnya darimana? Apakah ide itu hanya berasal dari seseorang atau segelintir orang lalu menyebar ke seantero jagat seperti sekarang? Kemeriahan itu seolah sudah mendarah daging dan menjadi suatu hal yang wajib bagi sebagian besar orang. Sehingga menjadi tak afdhol jika tak ada kemeriahan. 

Bukankah bagaimana memaknai pergantian tahun itulah yang utama daripada kemeriahan yang hanya menghamburkan biaya dan melepaskan kenikmatan tidur malam. Menjadi manusia baru yang lebih baik. Menjadi pribadi yang sukses dari sebelumnya. 

Aku yang saat ini sudah sangat ingin terlelap menjadi tak bersahabat dengan kemeriahan. Kondisinya mungkin berbeda dengan dulu. Sewaktu remaja dulu, aku begitu menunggu pergantian tahun. Di desa tempat tinggalku, setiap pergantian tahun selalu menggelar acara besar. Di satu waktu kami menggelar acara dengan di temani bakaran jagung dan singkong. Di waktu yang lain menu yang disiapkan adalah ayam bakar, yang tentu saja diantara kami para pemuda atau pemudi yang membakarnya. Panggung disiapkan bagi siapa yang ingin menyalurkan bakat bernyanyi dan membacakan puisi atau hanya sekedar melawak. Bahkan diantata mereka ada yang menari tarian daerah meski tanpa adanya kostum. Bahkan ada yang mencoba berceramah soal agama segala. Acaranya semakin lengkap karena setiap malam tahun baru ada pelantikan pengurus baru karang taruna. 

Tapi saat ini, aku sungguh ingin berada dirumah dan tidur nyenyak. Saatnya instropeksi diri. Aku berharap dan berdo'a, di tahun yang baru ini aku bisa meraih impianku. Menggapai citaku. Menjadi pribadi baru yang sukses dalam hal apapun. Baik itu di dalam keluarga, masyarakat dan lebih penting lagi menjadi lebih baik dalam urusan rohaniku (lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT). Amiin









Kamis, 05 Desember 2013

PENGALAMAN BARU

Sore yang indah. Ditempat baruku aku mendapati berjuta keindahan dan rasa. Hamparan bukit nan indah menarikku untuk selalu memandangnya. Hatiku yang sedang sepi terobati olehnya. Jika malam tiba, deretan lampu yang berkelap-kelip itu ibarat bintang yang berkilauan. Sungguh! Suatu keindahan yang mungkin tak kau dapati di tempat lain. 
Sebagai warga baru dan diriku yang mungkin berbeda, menjadi hal yang sulit untukku. Tapi, toh aku bisa melewatinya. Tidak mudah memang bagi pribadi rumahan untuk bergaul di lingkungan yang baru. Cemoohan dan sindiran itu bagai bumbu penyedap yang enak bagi si empunya suara. Tapi, tak apalah. Semuanya aku anggap hal biasa dalam pergaulan di masyarakat. Dimanapun kita berada, tak semuanya orang itu suka dengan kita. Pro dan kontra itu sudah menjadi hal biasa, yang penting kita tidak mencari masalah dengan orang lain.
Dsini, aku mendapati pengalaman yang tak kalah mencengangkan. Dikala suamiku dikirim di negeri orang selama beberapa hari, aku harus berjibagu dengan air bah. Memang belum seberapa jika dibanding dengan daerah lain. Tapi tetap saja itu suatu hal yang menyiksa. Bayangkan saja, dikala sedang enak-enaknya menulis di komputer, tiba-tiba air itu datang. Aku yang baru sekali mengalaminya hanya bisa panik mengangkat barang-barang ke tempat lebih tinggi sendirian. Bodohnya aku, kenapa aku malah membuka pintu sehingga air itu masuk ke rumah dengan leluasa. (Mengenaskan)
Malamnya, aku harus mengurasnya agar air itu tak lagi menggenang di dapur rumah. Sungguh! Olah raga malam yang melelahkan. 
Namun, setidaknya aku bisa belajar banyak hal.  Jika air bah itu datang lagi, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Meskipun pagi harinya aku harus berjibagu dengan lumpur yang menumpuk di luar rumah. (hemmm)
Suatu hari nanti, jika aku membeli rumah di daerah ini. Aku akan mencari rumah yang letaknya lebih tinggi. Kalau ada yang bilang, rumah disini tidak mungkin banjir, dsb. Aku berkata dalam hati: "Aku tak akan percaya." (Apa ada perumahan yang saluran pembuangan airnya bagus?)
Sudahlah. Aku harus belajar memahami lingkungan disekitarku. Walau apapun yang terjadi, tetap tersenyum dan semangat. 











DARI SEBUAH LAYAR

Udara malam begitu dingin. Disaat suasana menjadi sunyi. Tanganku masih bergerak diatas deretan huruf. Aku menatap layar di depanku. Layar yang terkadang membuatku tersenyum, tertawa, bahkan marah. Sudah beberapa hari aku tertinggal sendiri. Suamiku sedang berada di negeri yang jauh. Layar itu adalah jembatanku untuk mengetahui kabar tentangnya. Saat layar itu menampilkan wajahnya, hatiku begitu damai dan tenang. Aku tahu keadaanya hanya dari sebuah layar.
Malam ini, aku kembali duduk di depan layar yang sama. Menanti kala ia bisa menjawab panggilanku. Sepertinya dia sedang tidak ada disana. Mungkin dia lelah setelah seharian bekerja. Dan memilih untuk tidur agar besok ia kembali segar. Atau mungkin dia berfikir aku tidak sedang di depan layar, seperti beberapa hari sebelumnya. Makanya dia memilih untuk tidak membuka layarnya. "Doaku selalu menyertaimu, suamiku. Semoga engkau selalu sehat dan dimudahkan dalam segala urusan. Amiin."
Aku menunggumu kembali dengan sehat dan tersenyum di depanku seperti sebelumnya. Kita akan melangkah bersama lagi. Mengarungi berbagai hal bersama. Menjalani ujian bersama. Saling menguatkan satu sama lain. Selama ini engkau adalah penopangku disaat aku rapuh. Maafkan aku karena aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu. 

 

Selasa, 31 Desember 2013

BELAJAR MEMAKNAI SESUATU

Malam sudah semakin larut. Gema suara itu makin membahana. Walau mata ini sudah sangat ingin tidur. Nyanyian malam tahun baru itu semakin menggila. Iringan bunyi petasan yang bersahutan itu seolah tak mau berhenti. Apa yang harus aku lakukan??? Bahkan alunan lagu favorit untuk meredam musik super kencang di luar sana sungguh sia-sia. 

Ingin rasanya aku berteriak keras-keras untuk menandingi suara yang begitu membuatku kesal. Argggg...tak bisakan itu dihentikan. Sepuluh menit saja. Syukur-syukur itu dihentikan seterusnya. Biar raga ini bisa beristirahat dan bangun dengan fresh.  Apa aku harus minum obat tidur???

Ku tengok suami yang berbaring di dekatku. Aku sungguh iri padanya. Dia begitu nyenyak tidur. Rupanya dia tak terpengaruh dengan kegaduhan diluar sana. Dia sudah terbang ke alam mimpi. Ya, sudahlah. 

Jari-jariku masih belum berhenti berkelana. Rangkaian huruf demi huruf ku ketik. Berharap ada rasa lelah yang mendera sebagai obat agar aku bisa tidur cepat. Apa yang kalian pikirkan ketika mengalami hal sepertiku? Aku berharap kalian tidak mengalaminya. Sekarang aku sudah menyerah. Akhirnya dengan segala kekesalanku aku harus memakluminya. Lagian hanya malam ini saja KAN...

Esok aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku harap segala yang aku rencanakan berjalan dengan baik. Mulai dari sekarang aku harus bisa menjadi lebih baik. Aku akan membuat planning dan mentaatinya. Fokus pada hal yang ingin kuraih. Dan berdoa semoga semuanya lancar. Kalian juga ya...aku harap segala mimpi kalian bisa di raih di tahun yang baru ini. Jangan biarkan tahun yang baru akan kita lalui ini sama dengan tahun lalu. Jika sama, jangan sampai sama persis. Lakukan perubahan, terutama pada diri sendiri. Menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Semangat!!! 








TAHUN BARU


Kemeriahan ada dimana-mana. Bunyi petasan menggema di setiap sudut kota. Langit dipenuhi percikan indah kembang api. Bahkan dilingkungan rumah sekalipun tak luput dari kemeriahan. Ada yang menyalakan tape racorder keras-keras sambil ditemani jagung yang dibakar ramai-ramai. Semua orang seolah larut dalam gegap gempita tahun baru. Lalu aku??? Ah, aku memilih di rumah saja meski ajakan ngumpul bersama sambil bakar jagung dan karaokean itu memanggil dari corong pengeras suara. Bunyi berisik tape recorder yang menyuarakan lagu dangdut itu sungguh memekakan telinga. Membuatku yang ingin melepas lelah barang sejenak susah untuk memejamkan mata.

Akhirnya aku suarakan jeritan hatiku melalui sebuah tulisan. Jari-jariku mulai berkelana. Mencari sebuah ide tulisan  untuk  sebuah pelampiasan. Ku nyalakan lagu favorit di laptopku untuk menutupi lubang telingaku. Walau begitu tetap saja suara di luar sana lebih jelas terdengar daripada lagu yang sekarang mengalun  di lubang telingaku. Sebenarnya tradisi kemeriahan setiap menjelang tahun baru itu asalnya darimana? Apakah ide itu hanya berasal dari seseorang atau segelintir orang lalu menyebar ke seantero jagat seperti sekarang? Kemeriahan itu seolah sudah mendarah daging dan menjadi suatu hal yang wajib bagi sebagian besar orang. Sehingga menjadi tak afdhol jika tak ada kemeriahan. 

Bukankah bagaimana memaknai pergantian tahun itulah yang utama daripada kemeriahan yang hanya menghamburkan biaya dan melepaskan kenikmatan tidur malam. Menjadi manusia baru yang lebih baik. Menjadi pribadi yang sukses dari sebelumnya. 

Aku yang saat ini sudah sangat ingin terlelap menjadi tak bersahabat dengan kemeriahan. Kondisinya mungkin berbeda dengan dulu. Sewaktu remaja dulu, aku begitu menunggu pergantian tahun. Di desa tempat tinggalku, setiap pergantian tahun selalu menggelar acara besar. Di satu waktu kami menggelar acara dengan di temani bakaran jagung dan singkong. Di waktu yang lain menu yang disiapkan adalah ayam bakar, yang tentu saja diantara kami para pemuda atau pemudi yang membakarnya. Panggung disiapkan bagi siapa yang ingin menyalurkan bakat bernyanyi dan membacakan puisi atau hanya sekedar melawak. Bahkan diantata mereka ada yang menari tarian daerah meski tanpa adanya kostum. Bahkan ada yang mencoba berceramah soal agama segala. Acaranya semakin lengkap karena setiap malam tahun baru ada pelantikan pengurus baru karang taruna. 

Tapi saat ini, aku sungguh ingin berada dirumah dan tidur nyenyak. Saatnya instropeksi diri. Aku berharap dan berdo'a, di tahun yang baru ini aku bisa meraih impianku. Menggapai citaku. Menjadi pribadi baru yang sukses dalam hal apapun. Baik itu di dalam keluarga, masyarakat dan lebih penting lagi menjadi lebih baik dalam urusan rohaniku (lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT). Amiin









Kamis, 05 Desember 2013

PENGALAMAN BARU

Sore yang indah. Ditempat baruku aku mendapati berjuta keindahan dan rasa. Hamparan bukit nan indah menarikku untuk selalu memandangnya. Hatiku yang sedang sepi terobati olehnya. Jika malam tiba, deretan lampu yang berkelap-kelip itu ibarat bintang yang berkilauan. Sungguh! Suatu keindahan yang mungkin tak kau dapati di tempat lain. 
Sebagai warga baru dan diriku yang mungkin berbeda, menjadi hal yang sulit untukku. Tapi, toh aku bisa melewatinya. Tidak mudah memang bagi pribadi rumahan untuk bergaul di lingkungan yang baru. Cemoohan dan sindiran itu bagai bumbu penyedap yang enak bagi si empunya suara. Tapi, tak apalah. Semuanya aku anggap hal biasa dalam pergaulan di masyarakat. Dimanapun kita berada, tak semuanya orang itu suka dengan kita. Pro dan kontra itu sudah menjadi hal biasa, yang penting kita tidak mencari masalah dengan orang lain.
Dsini, aku mendapati pengalaman yang tak kalah mencengangkan. Dikala suamiku dikirim di negeri orang selama beberapa hari, aku harus berjibagu dengan air bah. Memang belum seberapa jika dibanding dengan daerah lain. Tapi tetap saja itu suatu hal yang menyiksa. Bayangkan saja, dikala sedang enak-enaknya menulis di komputer, tiba-tiba air itu datang. Aku yang baru sekali mengalaminya hanya bisa panik mengangkat barang-barang ke tempat lebih tinggi sendirian. Bodohnya aku, kenapa aku malah membuka pintu sehingga air itu masuk ke rumah dengan leluasa. (Mengenaskan)
Malamnya, aku harus mengurasnya agar air itu tak lagi menggenang di dapur rumah. Sungguh! Olah raga malam yang melelahkan. 
Namun, setidaknya aku bisa belajar banyak hal.  Jika air bah itu datang lagi, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Meskipun pagi harinya aku harus berjibagu dengan lumpur yang menumpuk di luar rumah. (hemmm)
Suatu hari nanti, jika aku membeli rumah di daerah ini. Aku akan mencari rumah yang letaknya lebih tinggi. Kalau ada yang bilang, rumah disini tidak mungkin banjir, dsb. Aku berkata dalam hati: "Aku tak akan percaya." (Apa ada perumahan yang saluran pembuangan airnya bagus?)
Sudahlah. Aku harus belajar memahami lingkungan disekitarku. Walau apapun yang terjadi, tetap tersenyum dan semangat. 











DARI SEBUAH LAYAR

Udara malam begitu dingin. Disaat suasana menjadi sunyi. Tanganku masih bergerak diatas deretan huruf. Aku menatap layar di depanku. Layar yang terkadang membuatku tersenyum, tertawa, bahkan marah. Sudah beberapa hari aku tertinggal sendiri. Suamiku sedang berada di negeri yang jauh. Layar itu adalah jembatanku untuk mengetahui kabar tentangnya. Saat layar itu menampilkan wajahnya, hatiku begitu damai dan tenang. Aku tahu keadaanya hanya dari sebuah layar.
Malam ini, aku kembali duduk di depan layar yang sama. Menanti kala ia bisa menjawab panggilanku. Sepertinya dia sedang tidak ada disana. Mungkin dia lelah setelah seharian bekerja. Dan memilih untuk tidur agar besok ia kembali segar. Atau mungkin dia berfikir aku tidak sedang di depan layar, seperti beberapa hari sebelumnya. Makanya dia memilih untuk tidak membuka layarnya. "Doaku selalu menyertaimu, suamiku. Semoga engkau selalu sehat dan dimudahkan dalam segala urusan. Amiin."
Aku menunggumu kembali dengan sehat dan tersenyum di depanku seperti sebelumnya. Kita akan melangkah bersama lagi. Mengarungi berbagai hal bersama. Menjalani ujian bersama. Saling menguatkan satu sama lain. Selama ini engkau adalah penopangku disaat aku rapuh. Maafkan aku karena aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu. 

 

 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates