Jumat, 28 Maret 2014

JANGAN SAMPAI BERUJUNG DUKA

Kala amarah tak bisa di bendung. Pikian menjadi tak sejernih biasanya. Emosi menjadi tak terkendali. Entahlah...rasanya sesuatu yang tak masuk akal di depan kita, seketika berubah menjadi masuk akal. Semuanya berjalan tak sesuai nalar. Apakah ini akibat dari tak bisa mengendalikan pikiran. Semuanya berjalan begitu saja. Bukankah manusia memang terkadang sulit mengendalikan emosi. Apalagi dikala masalah itu sudah demikian menggunung. Segalanya yang tadinya berjalan biasa saja dan terkendali menjadi hancur berantakan dalam sekejap mata. 
Astaughfirullahal'adzim...
Mungkin memang harus banyak-banyak berdoa dan mohon ampunan-Nya. Dia Si pemilik hati. Yang sanggup membolak-balikkan hati. Aku tak mau amarah dan emosi sekejap itu berujung pada penyesalan yang tanpa ujung. Menata hati lagi itu tak mudah. Harus bertahap. Satu, dua, tiga....mulai saat ini aku akan hitung ketika luapan emosi itu akan keluar, biar tidak menjadi bara yang akan membuatku terbakar kapan saja. 
Semilir angin itu bagai kesejukan yang seakan membawa amarahku sedikit-demi sedikit terbang bersamanya. Aku harap hal itu tak akan kembali lagi. Jika toh nanti kembali, ku harap suatu saat aku sudah siap meredamnya. Dengan halauan halus yang membuat hatiku kembali sejuk. Udara yang begitu segar ini membuatku kembali ke keadaan "dingin". 
Bunga-bunga bermekaran di depanku. Membuat mataku tak berkedip menatapnya. Begitu indah. Biarlah sejenak saja aku terduduk disini. Sekarang aku sudah bisa tersenyum. Aku sudah bisa menghela nafas dan menatanya lagi. Aku sudah siap menghadapinya lagi. Satu, dua, tiga...aku melangkah lagi.

Air..
Beri aku kesejukan
Bara itu menghinggapiku
Aku mulai terbakar
Air...
Perciki aku dengan kesejukan
Bara itu siap menghujamku
lisanku mulai tak patuh padaku
Air...
Hanyutkan aku walau hanya sekejap
Hingga bara itu hilang dan tak kembali...


Kita tak sendiri. Sesult apapun yang kita hadapi. Masih ada Dia yang selalu ada bersamaku.
KEEP SPIRIT!!!






Kamis, 06 Maret 2014

MIMPI SEDERHANA

Tak pernah habis kata jika membicarakan keadaan bangsa ini. Jauh di pelosok negeri ini ada begitu banyak harapan dan impian penghuninya yang hanya ingin hidup tentram. Itu saja. Bukankah sudah ada yang mewakili mereka yang seharusnya bisa menjadi jubir terdepan untuk menyuarakan nasib mereka. Tapi lagi-lagi mereka juga harus di buat ikut berfikir untuk bangsa yang menambah runyam kehidupan pelik mereka. 


Ini adalah sebuah cerpen sederhana. Hanya sebuah harapan "sederhana" 



Senin, 10 Februari 2014

Cara Menyikapi masalah

Masalah memang tak bisa di hindari dalam kehidupan kita. Masalah itu bisa datang karena kita yang menciptakan atau karena sebab-sebab yang lain. Bagi kebanyakan perempuan, menangis adalah cara sederhana untuk meredam masalah. Bukan berarti masalah itu selesai hanya dengan kita menangis. Tapi, dengan menangis setidaknya hati kita menjadi tenang. Beban pikiran menjadi berkurang. Bagi sebagian orang, menangis itu suatu bentuk cengeng dan manja. Itu sah-sah saja. Setiap orang punya pemikiran dan cara tersendiri dalam menyikapi masalah. Asalkan tidak melakukan cara-cara yang dapat merusak diri dan orang lain itu tak jadi soal. 
Lebih baik kalau ada masalah tidak dipendam. Memendam perasaan dan menekan perasaan itu bebannya jauh lebih berat dari masalah itu sendiri. Bisa jadi masalah yang dihadapi bukan malah selesai justru malah makin menumpuk. Mungkin diantara kamu ada yang beranggapan,"Masalah itu ditangani sendiri dulu baru kalau dirasa tidak bisa baru minta bantuan orang lain."
Boleh-boleh saja. Terkadang sebagian orang akan mengambil jalan ini. Tapi, sejauh pengalamanku. Kalau kita berbagi itu rasanya akan jauh lebih ringan. Kita tidak akan menekan perasaan. Tak harus semuanya di ceritakan kepada banyak orang. Cukup orang yang bisa dipercaya seperti keluarga atau sahabat dekat saja. Selain privasi terjaga, pikiran kita juga akan lebih terbuka. Terlalu memendam perasaan itu tidak baik. 
Kalau kalian memang tak bisa bercerita pada orang lain. Tulislah pada sebuah buku atau kertas. Tulislah apa yang menjadi ganjalan di hatimu. Apa saja yang terlintas dipikiranmu. Mau itu kemarahan, kesedihan, sakit hati tulis saja. Kalau sudah puas menuangkan tulisan kamu. Baca kembali tulisan yang sudah kamu buat. Aku yakin pikiran kamu akan tenang. Jika belum, tulislah kembali. Biasanya pikiran kita akan lebih tenang. Karena kita sudah berbagi walau hanya dengan sebuah kertas. Tutuplah buku atau kertas yang kamu tulis tadi dan simpan ditempat yang tersembunyi. Suatu saat lihatlah tulisanmu. Kamu pasti akan tertawa melihatnya. Betapa dulu kamu pernah kacau. Tulisanmu tentang kekacauanmu bisa menjadi karya yang indah. Biasanya seorang pendiam akan sulit berbicara dengan orang lain. Maka menulis saja. Siapa tahu tulisan kamu bisa menjadi karya. Secara tidak langsung  kamu sudah berbagi dengan orang lain kan. 

Kita pasti bisa melewati setiap kerikil terjal dalam kehidupan kita. Jangan berhenti untuk terus semangat, ya...(hehehe...menasehati diri sendiri lagi)

  

Senin, 27 Januari 2014

BELAJAR MEMAHAMI ORANG LAIN

Memiliki masalah dalam hidup itu wajar. Kalau tak ada masalah berarti kita belum merasakan arti hidup. Tapi, mana mungkin manusia tak punya masalah. Pasti ada lah. Meski kadar permasalahan setiap orang berbeda-beda. Seberapa pun masalah itu justru akan membuat kita lebih kuat. Asalkan kita berusaha bagaimana agar kita bisa melewati setiap ujian dalam hidup kita. Setiap orang punya solusi tersendiri untuk melewatinya. Jangan menunda dalam menyelesaikan masalah itu yang penting. Selesaikan segera agar permasalahan itu tidak menumpuk. Menumpuknya masalah hanya akan membuat kita semakin stres. Dan ingat! Lari dari masalah itu bukan tindakan yang bijak. Sepahit apapun hadapilah! (Saya seperti sedang menasehati diri sendiri, ni...)
Terkadang kita merasa dibuat bingung dan pusing dengan hal yang sifatnya sepele?  Tapi sesepelenya apa kata  orang, justru bagi kita itu masalah besar. Apalagi bagi orang yang suka menekan perasaan. Jika ada masalah pasti sudah frustasi duluan. Uring-uringan. Marah-marah ngga jelas. Siapa yang didekat kita sering kali menjadi korban. Jika sudah begitu ujung-ujungnya menyesal belakangan. Kepribadian setiap orang itu memang berbeda. Itulah kenapa kita seringkali tak bisa memahami orang lain. Tak selamanya orang pemarah itu selalu buruk kan.
Kamu pernah bertemu dengan orang yang kalau di kritik sedikit sudah down. Menghadapi orang seperti ini butuh kesabaran. Berbicara dengan tipe seperti itu sebaiknya hati-hati. Kalau tidak bisa-bisa sakit hati. Karena setiap perkataan itu langsung masuk ke hati. 
Pernah bertemu dengan orang yang sukanya "ngeyel". Dibilangin susah. Merasa dirinya paling benar. Kita hanya bisa mengelus dada dan pasrah. Yang kita lakukan hanya sabar saja. Percuma dibilangin, toh dia tak akan mendengarkan kita. Aku pernah menghadapinya. Biasanya orang seperti ini bertindak sesuai logikanya dia. Tinggal kita tunjukkan data dan fakta sesungguhnya di depan matanya. Kalau tidak. Dia akan selamanya ngotot. 
Ah, saya masih harus banyak belajar bagaimana memahami orang lain. Bagaimana denganmu?


Sabtu, 18 Januari 2014

Hanya bagai embun pagi

Embun yang ku tahu adalah tetesan air  yang kita lihat di waktu pagi dan menempel pada daun. Embun pagi itu laksana kesejukan. Kehadirannya seolah meluluhkan segala kegersangan. Apakah kalian mau berandai-andai menjadi embun pagi? Kalau begitu siap-siap saja kita akan terabaikan. Embun hanya datang di waktu pagi. Dan selain waktu itu kita tak akan menjadi apa-apa. Kita akan dilupakan dan diingat kehadirannya kalau pagi saja. Lebih baik jadi hari saja. Setiap waktu kita akan selalu ada. Meskipun hari itu kadang menjengkelkan. Tapi tetap saja selalu dinantikan. 


Jumat, 03 Januari 2014

sekeping hati yang terserak

Dalam postingan ini saya ingin berbagi cerpen...mohon berikan tanggapan baik kritik maupun saran yang membangun. Jangan copas ya...


Aku harap kita semua bisa berfikir positif dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan yang akan berakibat fatal bagi kehidupan kita kelak.  


Selasa, 31 Desember 2013

BELAJAR MEMAKNAI SESUATU

Malam sudah semakin larut. Gema suara itu makin membahana. Walau mata ini sudah sangat ingin tidur. Nyanyian malam tahun baru itu semakin menggila. Iringan bunyi petasan yang bersahutan itu seolah tak mau berhenti. Apa yang harus aku lakukan??? Bahkan alunan lagu favorit untuk meredam musik super kencang di luar sana sungguh sia-sia. 

Ingin rasanya aku berteriak keras-keras untuk menandingi suara yang begitu membuatku kesal. Argggg...tak bisakan itu dihentikan. Sepuluh menit saja. Syukur-syukur itu dihentikan seterusnya. Biar raga ini bisa beristirahat dan bangun dengan fresh.  Apa aku harus minum obat tidur???

Ku tengok suami yang berbaring di dekatku. Aku sungguh iri padanya. Dia begitu nyenyak tidur. Rupanya dia tak terpengaruh dengan kegaduhan diluar sana. Dia sudah terbang ke alam mimpi. Ya, sudahlah. 

Jari-jariku masih belum berhenti berkelana. Rangkaian huruf demi huruf ku ketik. Berharap ada rasa lelah yang mendera sebagai obat agar aku bisa tidur cepat. Apa yang kalian pikirkan ketika mengalami hal sepertiku? Aku berharap kalian tidak mengalaminya. Sekarang aku sudah menyerah. Akhirnya dengan segala kekesalanku aku harus memakluminya. Lagian hanya malam ini saja KAN...

Esok aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku harap segala yang aku rencanakan berjalan dengan baik. Mulai dari sekarang aku harus bisa menjadi lebih baik. Aku akan membuat planning dan mentaatinya. Fokus pada hal yang ingin kuraih. Dan berdoa semoga semuanya lancar. Kalian juga ya...aku harap segala mimpi kalian bisa di raih di tahun yang baru ini. Jangan biarkan tahun yang baru akan kita lalui ini sama dengan tahun lalu. Jika sama, jangan sampai sama persis. Lakukan perubahan, terutama pada diri sendiri. Menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Semangat!!! 








Jumat, 28 Maret 2014

JANGAN SAMPAI BERUJUNG DUKA

Kala amarah tak bisa di bendung. Pikian menjadi tak sejernih biasanya. Emosi menjadi tak terkendali. Entahlah...rasanya sesuatu yang tak masuk akal di depan kita, seketika berubah menjadi masuk akal. Semuanya berjalan tak sesuai nalar. Apakah ini akibat dari tak bisa mengendalikan pikiran. Semuanya berjalan begitu saja. Bukankah manusia memang terkadang sulit mengendalikan emosi. Apalagi dikala masalah itu sudah demikian menggunung. Segalanya yang tadinya berjalan biasa saja dan terkendali menjadi hancur berantakan dalam sekejap mata. 
Astaughfirullahal'adzim...
Mungkin memang harus banyak-banyak berdoa dan mohon ampunan-Nya. Dia Si pemilik hati. Yang sanggup membolak-balikkan hati. Aku tak mau amarah dan emosi sekejap itu berujung pada penyesalan yang tanpa ujung. Menata hati lagi itu tak mudah. Harus bertahap. Satu, dua, tiga....mulai saat ini aku akan hitung ketika luapan emosi itu akan keluar, biar tidak menjadi bara yang akan membuatku terbakar kapan saja. 
Semilir angin itu bagai kesejukan yang seakan membawa amarahku sedikit-demi sedikit terbang bersamanya. Aku harap hal itu tak akan kembali lagi. Jika toh nanti kembali, ku harap suatu saat aku sudah siap meredamnya. Dengan halauan halus yang membuat hatiku kembali sejuk. Udara yang begitu segar ini membuatku kembali ke keadaan "dingin". 
Bunga-bunga bermekaran di depanku. Membuat mataku tak berkedip menatapnya. Begitu indah. Biarlah sejenak saja aku terduduk disini. Sekarang aku sudah bisa tersenyum. Aku sudah bisa menghela nafas dan menatanya lagi. Aku sudah siap menghadapinya lagi. Satu, dua, tiga...aku melangkah lagi.

Air..
Beri aku kesejukan
Bara itu menghinggapiku
Aku mulai terbakar
Air...
Perciki aku dengan kesejukan
Bara itu siap menghujamku
lisanku mulai tak patuh padaku
Air...
Hanyutkan aku walau hanya sekejap
Hingga bara itu hilang dan tak kembali...


Kita tak sendiri. Sesult apapun yang kita hadapi. Masih ada Dia yang selalu ada bersamaku.
KEEP SPIRIT!!!






Kamis, 06 Maret 2014

MIMPI SEDERHANA

Tak pernah habis kata jika membicarakan keadaan bangsa ini. Jauh di pelosok negeri ini ada begitu banyak harapan dan impian penghuninya yang hanya ingin hidup tentram. Itu saja. Bukankah sudah ada yang mewakili mereka yang seharusnya bisa menjadi jubir terdepan untuk menyuarakan nasib mereka. Tapi lagi-lagi mereka juga harus di buat ikut berfikir untuk bangsa yang menambah runyam kehidupan pelik mereka. 


Ini adalah sebuah cerpen sederhana. Hanya sebuah harapan "sederhana" 



Senin, 10 Februari 2014

Cara Menyikapi masalah

Masalah memang tak bisa di hindari dalam kehidupan kita. Masalah itu bisa datang karena kita yang menciptakan atau karena sebab-sebab yang lain. Bagi kebanyakan perempuan, menangis adalah cara sederhana untuk meredam masalah. Bukan berarti masalah itu selesai hanya dengan kita menangis. Tapi, dengan menangis setidaknya hati kita menjadi tenang. Beban pikiran menjadi berkurang. Bagi sebagian orang, menangis itu suatu bentuk cengeng dan manja. Itu sah-sah saja. Setiap orang punya pemikiran dan cara tersendiri dalam menyikapi masalah. Asalkan tidak melakukan cara-cara yang dapat merusak diri dan orang lain itu tak jadi soal. 
Lebih baik kalau ada masalah tidak dipendam. Memendam perasaan dan menekan perasaan itu bebannya jauh lebih berat dari masalah itu sendiri. Bisa jadi masalah yang dihadapi bukan malah selesai justru malah makin menumpuk. Mungkin diantara kamu ada yang beranggapan,"Masalah itu ditangani sendiri dulu baru kalau dirasa tidak bisa baru minta bantuan orang lain."
Boleh-boleh saja. Terkadang sebagian orang akan mengambil jalan ini. Tapi, sejauh pengalamanku. Kalau kita berbagi itu rasanya akan jauh lebih ringan. Kita tidak akan menekan perasaan. Tak harus semuanya di ceritakan kepada banyak orang. Cukup orang yang bisa dipercaya seperti keluarga atau sahabat dekat saja. Selain privasi terjaga, pikiran kita juga akan lebih terbuka. Terlalu memendam perasaan itu tidak baik. 
Kalau kalian memang tak bisa bercerita pada orang lain. Tulislah pada sebuah buku atau kertas. Tulislah apa yang menjadi ganjalan di hatimu. Apa saja yang terlintas dipikiranmu. Mau itu kemarahan, kesedihan, sakit hati tulis saja. Kalau sudah puas menuangkan tulisan kamu. Baca kembali tulisan yang sudah kamu buat. Aku yakin pikiran kamu akan tenang. Jika belum, tulislah kembali. Biasanya pikiran kita akan lebih tenang. Karena kita sudah berbagi walau hanya dengan sebuah kertas. Tutuplah buku atau kertas yang kamu tulis tadi dan simpan ditempat yang tersembunyi. Suatu saat lihatlah tulisanmu. Kamu pasti akan tertawa melihatnya. Betapa dulu kamu pernah kacau. Tulisanmu tentang kekacauanmu bisa menjadi karya yang indah. Biasanya seorang pendiam akan sulit berbicara dengan orang lain. Maka menulis saja. Siapa tahu tulisan kamu bisa menjadi karya. Secara tidak langsung  kamu sudah berbagi dengan orang lain kan. 

Kita pasti bisa melewati setiap kerikil terjal dalam kehidupan kita. Jangan berhenti untuk terus semangat, ya...(hehehe...menasehati diri sendiri lagi)

  

Senin, 27 Januari 2014

BELAJAR MEMAHAMI ORANG LAIN

Memiliki masalah dalam hidup itu wajar. Kalau tak ada masalah berarti kita belum merasakan arti hidup. Tapi, mana mungkin manusia tak punya masalah. Pasti ada lah. Meski kadar permasalahan setiap orang berbeda-beda. Seberapa pun masalah itu justru akan membuat kita lebih kuat. Asalkan kita berusaha bagaimana agar kita bisa melewati setiap ujian dalam hidup kita. Setiap orang punya solusi tersendiri untuk melewatinya. Jangan menunda dalam menyelesaikan masalah itu yang penting. Selesaikan segera agar permasalahan itu tidak menumpuk. Menumpuknya masalah hanya akan membuat kita semakin stres. Dan ingat! Lari dari masalah itu bukan tindakan yang bijak. Sepahit apapun hadapilah! (Saya seperti sedang menasehati diri sendiri, ni...)
Terkadang kita merasa dibuat bingung dan pusing dengan hal yang sifatnya sepele?  Tapi sesepelenya apa kata  orang, justru bagi kita itu masalah besar. Apalagi bagi orang yang suka menekan perasaan. Jika ada masalah pasti sudah frustasi duluan. Uring-uringan. Marah-marah ngga jelas. Siapa yang didekat kita sering kali menjadi korban. Jika sudah begitu ujung-ujungnya menyesal belakangan. Kepribadian setiap orang itu memang berbeda. Itulah kenapa kita seringkali tak bisa memahami orang lain. Tak selamanya orang pemarah itu selalu buruk kan.
Kamu pernah bertemu dengan orang yang kalau di kritik sedikit sudah down. Menghadapi orang seperti ini butuh kesabaran. Berbicara dengan tipe seperti itu sebaiknya hati-hati. Kalau tidak bisa-bisa sakit hati. Karena setiap perkataan itu langsung masuk ke hati. 
Pernah bertemu dengan orang yang sukanya "ngeyel". Dibilangin susah. Merasa dirinya paling benar. Kita hanya bisa mengelus dada dan pasrah. Yang kita lakukan hanya sabar saja. Percuma dibilangin, toh dia tak akan mendengarkan kita. Aku pernah menghadapinya. Biasanya orang seperti ini bertindak sesuai logikanya dia. Tinggal kita tunjukkan data dan fakta sesungguhnya di depan matanya. Kalau tidak. Dia akan selamanya ngotot. 
Ah, saya masih harus banyak belajar bagaimana memahami orang lain. Bagaimana denganmu?


Sabtu, 18 Januari 2014

Hanya bagai embun pagi

Embun yang ku tahu adalah tetesan air  yang kita lihat di waktu pagi dan menempel pada daun. Embun pagi itu laksana kesejukan. Kehadirannya seolah meluluhkan segala kegersangan. Apakah kalian mau berandai-andai menjadi embun pagi? Kalau begitu siap-siap saja kita akan terabaikan. Embun hanya datang di waktu pagi. Dan selain waktu itu kita tak akan menjadi apa-apa. Kita akan dilupakan dan diingat kehadirannya kalau pagi saja. Lebih baik jadi hari saja. Setiap waktu kita akan selalu ada. Meskipun hari itu kadang menjengkelkan. Tapi tetap saja selalu dinantikan. 


Jumat, 03 Januari 2014

sekeping hati yang terserak

Dalam postingan ini saya ingin berbagi cerpen...mohon berikan tanggapan baik kritik maupun saran yang membangun. Jangan copas ya...


Aku harap kita semua bisa berfikir positif dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan yang akan berakibat fatal bagi kehidupan kita kelak.  


Selasa, 31 Desember 2013

BELAJAR MEMAKNAI SESUATU

Malam sudah semakin larut. Gema suara itu makin membahana. Walau mata ini sudah sangat ingin tidur. Nyanyian malam tahun baru itu semakin menggila. Iringan bunyi petasan yang bersahutan itu seolah tak mau berhenti. Apa yang harus aku lakukan??? Bahkan alunan lagu favorit untuk meredam musik super kencang di luar sana sungguh sia-sia. 

Ingin rasanya aku berteriak keras-keras untuk menandingi suara yang begitu membuatku kesal. Argggg...tak bisakan itu dihentikan. Sepuluh menit saja. Syukur-syukur itu dihentikan seterusnya. Biar raga ini bisa beristirahat dan bangun dengan fresh.  Apa aku harus minum obat tidur???

Ku tengok suami yang berbaring di dekatku. Aku sungguh iri padanya. Dia begitu nyenyak tidur. Rupanya dia tak terpengaruh dengan kegaduhan diluar sana. Dia sudah terbang ke alam mimpi. Ya, sudahlah. 

Jari-jariku masih belum berhenti berkelana. Rangkaian huruf demi huruf ku ketik. Berharap ada rasa lelah yang mendera sebagai obat agar aku bisa tidur cepat. Apa yang kalian pikirkan ketika mengalami hal sepertiku? Aku berharap kalian tidak mengalaminya. Sekarang aku sudah menyerah. Akhirnya dengan segala kekesalanku aku harus memakluminya. Lagian hanya malam ini saja KAN...

Esok aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku harap segala yang aku rencanakan berjalan dengan baik. Mulai dari sekarang aku harus bisa menjadi lebih baik. Aku akan membuat planning dan mentaatinya. Fokus pada hal yang ingin kuraih. Dan berdoa semoga semuanya lancar. Kalian juga ya...aku harap segala mimpi kalian bisa di raih di tahun yang baru ini. Jangan biarkan tahun yang baru akan kita lalui ini sama dengan tahun lalu. Jika sama, jangan sampai sama persis. Lakukan perubahan, terutama pada diri sendiri. Menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Semangat!!! 








 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates