Kamis, 07 Februari 2013

JIKA BADAI MENERPA KITA...

Sebenarnya apa yang ditakutkan. Kenapa kita seringkali takut menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi di depan kita. Bukankah itu hanya kemungkinan. Belum tentu apa yang terjadi itu seperti apa yang kita fikirkan. Tapi, berbicara itu mudah. Menasehati itu mudah. Bersuara itu gampang. Bagi kita yang melaksanakan itu sulit. Seakan kita akan menghadapi badai besar dalam hidup kita. Cobaan yang seakan tiada akhir itu telah mendorong kita untuk selalu bersikap pesimis dan tak percaya diri. Bagi yang tidak kuat menghadapinya, akan ada frustasi yang mendorong ke arah yang negatif. Apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri agar kita selalu bersikap optimis. Dorongan dari orang-orang terdekat hanya bersifat sementara karena kita lah yang menghadapinya. Yah...paling tidak duka yang kita alami terobati untuk sementara. Bayangkan jika mereka setiap hari mendorong kita untuk selalu bersifat optimis, tentu rasa pesimis dan tak percaya diri itu akan terkikis sedikit-demi sedikit. 

Aku pernah mengalaminya. Rasanya sakit. Menganggap hidup itu tak adil bagi kita. Tapi aku selalu  menasehati diri sendiri bahwa hidup itu ibarat roda yang terus berputar. Adanya orang-orang yang menguatkanku telah membuatku kuat dan  menjadi pengobat luka kita. Badai itu pasti akan berlalu. Kita masih memiliki orang-orang yang menyayangi kita. Dan terlebih lagi ada Allah SWT yang selalu bersama kita. 

Buat kalian apa yang kalian lakukan jika kalian berada pada titik dimana kalian benar-benar terpuruk:
  1. Marahkah kalian dan menyalahkan orang-orang disekitar kalian?
  2. Menenggelamkan diri dalam sepi tanpa memperbolehkan orang lain mengusikmu?
  3. Selalu bersikap pesimis
  4. Atau kalian menghadapinya dengan sabar dan optimis?
Senang jika kita bisa berbagi pendapat...


Kamis, 07 Februari 2013

JIKA BADAI MENERPA KITA...

Sebenarnya apa yang ditakutkan. Kenapa kita seringkali takut menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi di depan kita. Bukankah itu hanya kemungkinan. Belum tentu apa yang terjadi itu seperti apa yang kita fikirkan. Tapi, berbicara itu mudah. Menasehati itu mudah. Bersuara itu gampang. Bagi kita yang melaksanakan itu sulit. Seakan kita akan menghadapi badai besar dalam hidup kita. Cobaan yang seakan tiada akhir itu telah mendorong kita untuk selalu bersikap pesimis dan tak percaya diri. Bagi yang tidak kuat menghadapinya, akan ada frustasi yang mendorong ke arah yang negatif. Apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri agar kita selalu bersikap optimis. Dorongan dari orang-orang terdekat hanya bersifat sementara karena kita lah yang menghadapinya. Yah...paling tidak duka yang kita alami terobati untuk sementara. Bayangkan jika mereka setiap hari mendorong kita untuk selalu bersifat optimis, tentu rasa pesimis dan tak percaya diri itu akan terkikis sedikit-demi sedikit. 

Aku pernah mengalaminya. Rasanya sakit. Menganggap hidup itu tak adil bagi kita. Tapi aku selalu  menasehati diri sendiri bahwa hidup itu ibarat roda yang terus berputar. Adanya orang-orang yang menguatkanku telah membuatku kuat dan  menjadi pengobat luka kita. Badai itu pasti akan berlalu. Kita masih memiliki orang-orang yang menyayangi kita. Dan terlebih lagi ada Allah SWT yang selalu bersama kita. 

Buat kalian apa yang kalian lakukan jika kalian berada pada titik dimana kalian benar-benar terpuruk:
  1. Marahkah kalian dan menyalahkan orang-orang disekitar kalian?
  2. Menenggelamkan diri dalam sepi tanpa memperbolehkan orang lain mengusikmu?
  3. Selalu bersikap pesimis
  4. Atau kalian menghadapinya dengan sabar dan optimis?
Senang jika kita bisa berbagi pendapat...


 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates