Selasa, 31 Desember 2013

BELAJAR MEMAKNAI SESUATU

Malam sudah semakin larut. Gema suara itu makin membahana. Walau mata ini sudah sangat ingin tidur. Nyanyian malam tahun baru itu semakin menggila. Iringan bunyi petasan yang bersahutan itu seolah tak mau berhenti. Apa yang harus aku lakukan??? Bahkan alunan lagu favorit untuk meredam musik super kencang di luar sana sungguh sia-sia. 

Ingin rasanya aku berteriak keras-keras untuk menandingi suara yang begitu membuatku kesal. Argggg...tak bisakan itu dihentikan. Sepuluh menit saja. Syukur-syukur itu dihentikan seterusnya. Biar raga ini bisa beristirahat dan bangun dengan fresh.  Apa aku harus minum obat tidur???

Ku tengok suami yang berbaring di dekatku. Aku sungguh iri padanya. Dia begitu nyenyak tidur. Rupanya dia tak terpengaruh dengan kegaduhan diluar sana. Dia sudah terbang ke alam mimpi. Ya, sudahlah. 

Jari-jariku masih belum berhenti berkelana. Rangkaian huruf demi huruf ku ketik. Berharap ada rasa lelah yang mendera sebagai obat agar aku bisa tidur cepat. Apa yang kalian pikirkan ketika mengalami hal sepertiku? Aku berharap kalian tidak mengalaminya. Sekarang aku sudah menyerah. Akhirnya dengan segala kekesalanku aku harus memakluminya. Lagian hanya malam ini saja KAN...

Esok aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku harap segala yang aku rencanakan berjalan dengan baik. Mulai dari sekarang aku harus bisa menjadi lebih baik. Aku akan membuat planning dan mentaatinya. Fokus pada hal yang ingin kuraih. Dan berdoa semoga semuanya lancar. Kalian juga ya...aku harap segala mimpi kalian bisa di raih di tahun yang baru ini. Jangan biarkan tahun yang baru akan kita lalui ini sama dengan tahun lalu. Jika sama, jangan sampai sama persis. Lakukan perubahan, terutama pada diri sendiri. Menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Semangat!!! 








TAHUN BARU


Kemeriahan ada dimana-mana. Bunyi petasan menggema di setiap sudut kota. Langit dipenuhi percikan indah kembang api. Bahkan dilingkungan rumah sekalipun tak luput dari kemeriahan. Ada yang menyalakan tape racorder keras-keras sambil ditemani jagung yang dibakar ramai-ramai. Semua orang seolah larut dalam gegap gempita tahun baru. Lalu aku??? Ah, aku memilih di rumah saja meski ajakan ngumpul bersama sambil bakar jagung dan karaokean itu memanggil dari corong pengeras suara. Bunyi berisik tape recorder yang menyuarakan lagu dangdut itu sungguh memekakan telinga. Membuatku yang ingin melepas lelah barang sejenak susah untuk memejamkan mata.

Akhirnya aku suarakan jeritan hatiku melalui sebuah tulisan. Jari-jariku mulai berkelana. Mencari sebuah ide tulisan  untuk  sebuah pelampiasan. Ku nyalakan lagu favorit di laptopku untuk menutupi lubang telingaku. Walau begitu tetap saja suara di luar sana lebih jelas terdengar daripada lagu yang sekarang mengalun  di lubang telingaku. Sebenarnya tradisi kemeriahan setiap menjelang tahun baru itu asalnya darimana? Apakah ide itu hanya berasal dari seseorang atau segelintir orang lalu menyebar ke seantero jagat seperti sekarang? Kemeriahan itu seolah sudah mendarah daging dan menjadi suatu hal yang wajib bagi sebagian besar orang. Sehingga menjadi tak afdhol jika tak ada kemeriahan. 

Bukankah bagaimana memaknai pergantian tahun itulah yang utama daripada kemeriahan yang hanya menghamburkan biaya dan melepaskan kenikmatan tidur malam. Menjadi manusia baru yang lebih baik. Menjadi pribadi yang sukses dari sebelumnya. 

Aku yang saat ini sudah sangat ingin terlelap menjadi tak bersahabat dengan kemeriahan. Kondisinya mungkin berbeda dengan dulu. Sewaktu remaja dulu, aku begitu menunggu pergantian tahun. Di desa tempat tinggalku, setiap pergantian tahun selalu menggelar acara besar. Di satu waktu kami menggelar acara dengan di temani bakaran jagung dan singkong. Di waktu yang lain menu yang disiapkan adalah ayam bakar, yang tentu saja diantara kami para pemuda atau pemudi yang membakarnya. Panggung disiapkan bagi siapa yang ingin menyalurkan bakat bernyanyi dan membacakan puisi atau hanya sekedar melawak. Bahkan diantata mereka ada yang menari tarian daerah meski tanpa adanya kostum. Bahkan ada yang mencoba berceramah soal agama segala. Acaranya semakin lengkap karena setiap malam tahun baru ada pelantikan pengurus baru karang taruna. 

Tapi saat ini, aku sungguh ingin berada dirumah dan tidur nyenyak. Saatnya instropeksi diri. Aku berharap dan berdo'a, di tahun yang baru ini aku bisa meraih impianku. Menggapai citaku. Menjadi pribadi baru yang sukses dalam hal apapun. Baik itu di dalam keluarga, masyarakat dan lebih penting lagi menjadi lebih baik dalam urusan rohaniku (lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT). Amiin









Kamis, 05 Desember 2013

PENGALAMAN BARU

Sore yang indah. Ditempat baruku aku mendapati berjuta keindahan dan rasa. Hamparan bukit nan indah menarikku untuk selalu memandangnya. Hatiku yang sedang sepi terobati olehnya. Jika malam tiba, deretan lampu yang berkelap-kelip itu ibarat bintang yang berkilauan. Sungguh! Suatu keindahan yang mungkin tak kau dapati di tempat lain. 
Sebagai warga baru dan diriku yang mungkin berbeda, menjadi hal yang sulit untukku. Tapi, toh aku bisa melewatinya. Tidak mudah memang bagi pribadi rumahan untuk bergaul di lingkungan yang baru. Cemoohan dan sindiran itu bagai bumbu penyedap yang enak bagi si empunya suara. Tapi, tak apalah. Semuanya aku anggap hal biasa dalam pergaulan di masyarakat. Dimanapun kita berada, tak semuanya orang itu suka dengan kita. Pro dan kontra itu sudah menjadi hal biasa, yang penting kita tidak mencari masalah dengan orang lain.
Dsini, aku mendapati pengalaman yang tak kalah mencengangkan. Dikala suamiku dikirim di negeri orang selama beberapa hari, aku harus berjibagu dengan air bah. Memang belum seberapa jika dibanding dengan daerah lain. Tapi tetap saja itu suatu hal yang menyiksa. Bayangkan saja, dikala sedang enak-enaknya menulis di komputer, tiba-tiba air itu datang. Aku yang baru sekali mengalaminya hanya bisa panik mengangkat barang-barang ke tempat lebih tinggi sendirian. Bodohnya aku, kenapa aku malah membuka pintu sehingga air itu masuk ke rumah dengan leluasa. (Mengenaskan)
Malamnya, aku harus mengurasnya agar air itu tak lagi menggenang di dapur rumah. Sungguh! Olah raga malam yang melelahkan. 
Namun, setidaknya aku bisa belajar banyak hal.  Jika air bah itu datang lagi, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Meskipun pagi harinya aku harus berjibagu dengan lumpur yang menumpuk di luar rumah. (hemmm)
Suatu hari nanti, jika aku membeli rumah di daerah ini. Aku akan mencari rumah yang letaknya lebih tinggi. Kalau ada yang bilang, rumah disini tidak mungkin banjir, dsb. Aku berkata dalam hati: "Aku tak akan percaya." (Apa ada perumahan yang saluran pembuangan airnya bagus?)
Sudahlah. Aku harus belajar memahami lingkungan disekitarku. Walau apapun yang terjadi, tetap tersenyum dan semangat. 











DARI SEBUAH LAYAR

Udara malam begitu dingin. Disaat suasana menjadi sunyi. Tanganku masih bergerak diatas deretan huruf. Aku menatap layar di depanku. Layar yang terkadang membuatku tersenyum, tertawa, bahkan marah. Sudah beberapa hari aku tertinggal sendiri. Suamiku sedang berada di negeri yang jauh. Layar itu adalah jembatanku untuk mengetahui kabar tentangnya. Saat layar itu menampilkan wajahnya, hatiku begitu damai dan tenang. Aku tahu keadaanya hanya dari sebuah layar.
Malam ini, aku kembali duduk di depan layar yang sama. Menanti kala ia bisa menjawab panggilanku. Sepertinya dia sedang tidak ada disana. Mungkin dia lelah setelah seharian bekerja. Dan memilih untuk tidur agar besok ia kembali segar. Atau mungkin dia berfikir aku tidak sedang di depan layar, seperti beberapa hari sebelumnya. Makanya dia memilih untuk tidak membuka layarnya. "Doaku selalu menyertaimu, suamiku. Semoga engkau selalu sehat dan dimudahkan dalam segala urusan. Amiin."
Aku menunggumu kembali dengan sehat dan tersenyum di depanku seperti sebelumnya. Kita akan melangkah bersama lagi. Mengarungi berbagai hal bersama. Menjalani ujian bersama. Saling menguatkan satu sama lain. Selama ini engkau adalah penopangku disaat aku rapuh. Maafkan aku karena aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu. 

 

Rabu, 23 Oktober 2013

KOSONG

Aku masih ingat canda tawanya. Aku masih ingat betapa ia tak bisa berdiam diri. Dia yang aktif. Dia yang selalu bersamaku. Dia yang selalu membantu dan menguatkan aku. Hari ini adalah saat dia pergi. Pergi ke tempat yang indah. Melepaskan segala kepenatan dan keresahan di setiap sisa waktu yang ada. Disini, aku hanya bisa menangis dan berharap semoga dia pergi dengan bahagia dan bersunggingkan senyum. 

Seandainya aku bisa mengganti waktu yang telah terbuang. Aku ingin bersamanya. Menemani setiap jengkal langkahnya. Mendengarkan keluh kesahnya. Apakah kau marah padaku? Aku yang selalu mengulur waktu kedatanganku. Dan akhirnya aku hanya mendapati kekosongan. Segalanya sudah terlambat bagiku. Katakan padaku! Apakah kau marah padaku? 

Apa yang bisa aku lakukan? Segalanya telah pergi seiring dengan kepulanganmu. 

Semoga engkau pergi dengan tenang sobat. Doaku selalu menyertaimu...

Senin, 29 Juli 2013

Masih belum berujung...

Senja itu begitu indah. Warnanya yang merah keemasan. Aku selalu kagum dengan indahnya senja. Mengingatkanku bahwa segala yang ada didunia ini tidak ada yang abadi. Semuanya datang dan pergi. Tak ada yang kekal.  Waktu akan cepat bergulir. Seperti suasana hati. Setiap saat tak selalu sama. Jika sama, mungkin ada yang salah dengan diri kita. Atau... itu semua tinggal menunggu waktu saja untuk berubah.

Aku bosan dengan keadaan yang selalu sama. Seakan tanpa warna. Hidup menjadi tak berwarna. Kenapa kita tidak ciptakan pembeda. Bukankah itu adalah suatu hal yang luar biasa. Meski hal itu membutuhkan kerja keras dan waktu yang tidak sedikit. Aku butuh itu...meski sulit untuk menemukannya. 

Segalanya tak akan datang begitu saja. Perlu proses yang panjang. Dan proses itu yang menjadikan kita menjadi besar. Karena dengan proses itu kita bisa tahu siapa diri kita dan apa yang paling kita inginkan dan apa yang harus kita kerjakan. 

Aku harus menemukannya...
Sudah sejauh ini, tapi...
Masih belum terlambat...
Aku tahu waktu yang aku lewati begitu panjang. Dan aku telah membuang banyak waktu untuk hal yang tidak penting. 
Suatu saat semua itu akan datang.
Aku harus mengejar mimpiku agar semuanya tidak hanya sekedar angan-angan.
SEMANGAT!!!

Rabu, 03 Juli 2013

Akan selalu ada asa...

Impian, harapan..tumbuh seiring berjalannya waktu. Aku tahu, tak mudah menggapainya.  Setiap hari, setiap saat. Selagi nafas masih berhembus, selagi darah masih mengalir..kita akan selalu bermimpi. Lelah memang. Tapi kalau tak punya mimpi entah apa jadinya hidup ini. 
Kau tahu, menunggu tanpa kepastian itu menyakitkan. Aku seakan ingin lari kedunia asing. Pergi ke sebuah taman yang indah dan berlama-lama tinggal disana. Tapi...apapun yang terjadi di dalam hidup kita semua itu harus kita lalui. Kita baru bisa menjadi kuat kalau kita bisa melewati kerikil-kerikil tajam di dalam hidup kita. Mungkin bagi sebagian orang bicara itu mudah, yang sulit adalah menjalaninya. Memang benar. 
Aku selalu berkata pada diriku sendiri kalau aku akan selalu baik-baik saja. Walau tak sedikit air mataku yang menetes.Tapi, buktinya aku masih tegak berdiri. 
Aku pernah bertanya: "Kenapa harapan dan impian itu seakan menjauh? Semakin aku berharap, asa itu semakin menjauhiku." 
Aku juga pernah berada dalam titik yang benar-benar jenuh dan lelah. Aku rasanya ingin mati. Tapi, aku tahu akan selalu ada harapan. Mana mungkin tidak ada jalan. Akan selalu ada jalan selagi kita mau berusaha mencapainya. Tak mungkin kita selamanya terpuruk. Tetap optimis dan semangat itu adalah pilihanku. 
KEEP SPIRIT and SMILE...
 Kalian juga...ayo kita maju bersama...mudah-mudahan kita bisa menggapai asa dan impian kita...

Minggu, 05 Mei 2013

Spirit

Dalam menjalani kehidupan bertetangga memang susah-susah gampang. Tak selalu kita menjalani kenyataan menyenangkan. Kadang rasa pahit itu datang tanpa kita duga. Bahkan dalam keadaan suasana hati sedang tak enak sekalipun. Mana tetangga tahu kita sedang ada masalah. Mana mereka mengerti kalau kita tak seperti apa yang mereka lihat dari luar. Bukankah tak selamanya sampul luar itu mencerminkan kondisi yang ada di dalamnya. 

Ah, senyum saja. Toh...kehidupan kita hanya diri kita dan Allah yang menentukan. Sukses atau tidaknya diri kita itu ada ditangan kita sendiri. Orang mau bicara buruk itu ga ada untungnya buat kita. So, lanjutkan saja... benar kata orang. Kalau kita selalu terpuruk dengan pekataan orang kita selamanya tak akan pernah maju. Biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu...KEEP SMILE

Kamu masih punya masa depan yang cerah. Tetaplah fokus mengejar impianmu. Jangan menyerah. Kerikil takam itu memang akan selalu datang mengganggumu. Angin dan badai itu akan selalu menerjangmu. Yang bisa kamu lakukan adalah tetap tegar dan terus melangkah. Tataplah masa depan dan mimpimu. Jangan goyah itu adalah jalan terbaik untuk meraih mimpimu. (hehehe...aku sedang menasehati diri sendiri nih)


Senin, 01 April 2013

Keranjingan nonton bola

Aku tak pernah tahu sejak kapan aku menyukai pertandingan sepak bola. Padahal sebelumnya aku anti pati banget. Mungkin berawal dari ikut-ikutan menonton piala dunia jadi keterusan, hehehehe..
Seiring dengan berjalannya waktu aku jadi memiliki team favorit. Ketika teamku bertanding hati rasanya deg-degan. Yang semula kalau nonton biasa aja malah terkesan cuek jadi asyik sendiri. Tak sadar kaki dan tangan ikut bergerak. Dan bersorak kesal jika pemain dari team favorit gagal mencetak gol dan membuang peluang begitu saja. Kita jadi ikut-ikutan memusuhi pemain dari team lawan. Padahal itu kan hanya permainan. Sungguh bola sudah merasukiku. 
Terkadang aku tidak menonton team favoritku, karena ngga mau lihat team favoritku kalah, xixixi...Aku tak pernah menduga bakal menjadi keranjingan nonton bola seperti ini.Rasanya mengasyikkan dan seru...
Sepertinya hal yang satu ini harus aku rubah... aku kan tidak mau nantinya jadi terlalu fanatik dengan yang namanya bola. Bisa kacau semuanya...

Ada tips ngga sih???

Sabtu, 16 Maret 2013

Di ujung senja ( Bab III)

Cerita sebelumnya...
Tari begitu senang mendapatkan Buku Diary milik kakaknya. Tapi dia kecewa karena buku itu tidak sesuai dengan harapannya. Sebuah tanda tanya pun muncul..
Apa mungkin buku yang saat ini dia pegang ini sebenanrnya bukan buku yang ia cari?

III  MEMORI YANG HILANG

Suatu hal yang aneh. Kenapa aku duduk di kursi  taman ini. Seolah ada yang mendorongku untuk selalu datang ke tempat ini. Aku ingat, tadi siang Bu Diah berkata:"Tari, aku sangat yakin kalau buku diary kakakmu itu terisi penuh. Maafkan ibu, Tari. Ibu sudah berbohong padamu. Sebenarnya Ibu sudah membaca buku diary kakakmu. Tapi itu terjadi setelah kakakmu meninggal. Ibu begitu penasaran ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi dengan kakakmu. Makanya untuk melampiaskan rasa penasaran ibu, ibu membacanya. Maafkan ibu, ya Tari!"kata Bu Diah dengan penuh penyesalan.
Aku terdiam. 
"Tari...maafkan Ibu!"kata Bu Diah. Kali ini matanya berkaca-kaca.
"Sudahlah, Bu. Yang ingin Tari tanyakan. Kenapa Buku diarynya tidak seperti yang ibu katakan?"tanyaku penasaran
"Maksud Tari apa?"
"Yah, waktu Tari buka bukunya. Disana hanya berisi selembar saja. Apa ibu tidak salah ngasih buku?"tanyaku
"Itu tidak mungkin. Ibu tidak mungkin salah ngasih buku. Bukunya Ayu ya itu. Ibu tahu persis."katanya sambil mengerutkan kening. Sepertinya Bu Diah sedang berfikir.
"Apa mungkin..."katanya menebak
"Apa, Bu!"tanyaku
"Ah, tidak."katanya.
"Maksud ibu apa? Tidak apanya, Bu. Tolong! Beritahu Tari apa yang Ibu fikirkan?"tanyaku memaksa.
"Waktu ibu membuka laci dimana buku itu ibu simpan. Letak buku itu sudah berubah. Ibu sangat teliti kalau menaruh sesuatu. Tidak mungkin ibu salah."katanya
"Apa maksud ibu, buku itu ada yang menukar?"tanyaku penasaran
"Tapi...sewaktu ibu pulang kemarin. Laci itu masih terkunci. Kalau ada yang membuka pasti sudah rusak. Kuncinya kan selalu ibu bawa kalau bepergian karena disana juga ada barang-barang berharga ibu."katanya menjelaskan.
"Berarti ada yang punya kunci serepnya. Atau ada yang ahli membuka kunci tanpa harus memakai kuncinya..."tebakku. Kami sama-sama berfikir. 
"Tapi..sekarang tidak penting. Yang Tari inginkan adalah  hanya ingin tahu apa yang di tulis Kak Ayu di buku itu. Bisa ibu jelaskan pada saya?"
"Baiklah."Kata Bu Diah.
Tok..tok..
Seorang suster rumah sakit masuk. 
"Maaf, mba.."kata Suster itu. Dia membawa nampan berisi nasi dan pelengkapnya. 
Saat bersamaan, Pak Ruslan dan dua anaknya beserta seorang perempuan berkerudung masuk. 
"Oh! Dik Tari, to..sudah lama kesini?"tanya Pak Ruslan.
"Baru sekitar sepuluh menit, Pak."kataku. Ada mereka, aku menjadi tak nyaman ingin menanyakan lagi perihal buku diary Kak Ayu pada bu Diah.
"Ceritanya besok saja ya, Ri. Ibu janji..."kata Bu Diah meyakinkan. Aku mengerti. Aku memutuskan untuk pulang. Aku lalu berpamitan dan berjanji akan datang lagi esok. 
Senja menorehkan warna jingganya yang menawan. Aku mulai beranjak dari taman itu. Warna indah senja yang terhampar di hadapanku tak mampu menghapus rasa penasaranku. 
Saat aku hendak menuntun sepeda motorku, handphoneku berdering. Nama Leni tertera disana.
"Assalamu'alaikum..."sapa Leni
"Wa'alaikum salam, Len."
"Kamu dah dapat kabar belum kalau Bu Diah meninggal.."
Aku terpaku. Jantungku seperti berhenti berdetak..
"Meninggal?"gumamku tak percaya. Aku seperti mau roboh. Bu Diah memang bukan orang terdekatku. Tapi dia amat penting bagiku. Dialah sumber informasiku tentang Kak Ayu. Aku jadi frustasi. Beberapa jam lalu aku masih memiliki harapan. Seketika harapan itu buyar begitu saja.
"Tari? Kamu masih disana? Halo...Tari...Kau.."
"Eh, iya, Len..Inalillahi wainnaillaihi roji,un..."Kataku terbata. Aku menyeka air mataku.
"Besok kita kesana pagi-pagi, ya. Huhh..Kasihan sekali keluarga Bu Diah. Rumahnya baru saja terbakar. Sekarang Bu Diahnya meninggal. Cobaan kok beruntun."kata Leni. Kata-katanya seperti melayang didepanku tanpa terekam di memoriku. Ragaku seperti berada di alam lain.
"Hei! Kamu diam saja!Kau tak mendengarkan aku!"kata Leni berteriak diseberang sana.
"Oh!" Aku terkesiap.
"Kenapa, Len?"tanyaku
"Tau, ah."katanya kesal.
"Maaf...aku masih tak percaya. Tadi siang aku nengok Bu Diah. Beliau masih baik-baik saja.."jawabku.
"Ajal seseorang mana ada yang tahu, Ri. Ya, sudah sampai ketemu besok. Aku kerumahmu pagi-pagi, ya.."
"Iya.."
"Assalamu'alaikum..."
Wa'alaikum salam.."jawabku

TO BE CONTINUED...


Selasa, 05 Maret 2013

Ketika dunia tak sempurna

Mendung masih menyapa. Buku tebal di tas ranselku membuat pundakku kebas. Aku mendesah. Kali ini lalu lintas kota Yogya begitu padat. Melihat ini aku rasanya ingin memiliki sayap agar bisa terbang cepat sampai tujuan. Malam nanti aku harus berkejaran dengan waktu. Laporan praktikum yang harus ku kerjakan menanti di depanku. Sungguh dua bulan ini rasanya kepalaku seperti diaduk. 
"Hai! Buru-buru  amat sampai tidak lihat orang disekitarmu."sapa seorang perempuan yang membuatku menghentikan langkah cepatku begitu aku sampai di perpustakaan.
"Aduh! Lina, maaf. Aku tak lihat."jawabku sedikit terengah.
"Tak apa. Mau ke lantai dua, kan. Aku ikut, ya.."katanya sambil melihat dua buku tebal di tanganku.Buku itu aku keluarkan saat memasuki lantai dasar gedung perpustakaan.
"Ya. Ayo!"sahutku
Aku berjalan cepat. Lina sedikit terengah mengikutiku. "Rin! Pelan-pelan dong!"keluhnya
"Hehe...maaf. Aku biasa jalan cepat."
Aku lalu mengurangi kecepatan langkahku.
"Masih ngekos di Gria Ayu?"tanyanya
Aku mengangguk.
"Masih betah saja, sih. Sudah diperlakukan begitu juga."
 Aku tak menanggapinya.
"Rin?"tanyanya
"Apa?"sahutku
"Kamu ngekos di tempatku saja. Kebetulan kamar di sebelahku sudah kosong."
"Nanti aku pikirkan."
"Jangan bilang kalau kamu tak enak dengan mereka."katanya menebak.
Aku tersenyum. 
"Sudahlah! Kamu pindah saja. Memang kamu mau tertekan terus. Sudah saatnya kamu pergi. Kalau kamu tinggal berlama-lama kamu tak akan bisa menemukan dirimu di sana. Berteman dengan orang-orang yang katanya pandai berwacana itu bagus. Tapi menurutku kamu akan tenggelam karena tempatmu bukan disitu."
"Aku tahu. Aku tak bisa seperti mereka. Sekuat apapun aku mencoba aku hanya akan binasa. Aku tahu aku bukan tipe orang yang pandai merangkai kata menjadi kalimat bermakna tapi setidaknya banyak yang bisa aku pelajari dari kebersamaanku bersama mereka."jawabku putus asa.
"Tapi..apakah mereka tahu kalau kamu butuh support dari mereka. Aku lihat mereka bukannya memberi dukungan tapi malah semakin menenggelamkan kamu. Coba aku ingin tahu. Apa mereka tahu apa yang kamu mau. Kamu tak bisa bercerita dengan lepas seperti kamu bercerita denganku. Yah, aku tahu kamu menjadi lebih berani bicara di depan umum. Tapi coba katakan pada hatimu. Apakah itu yang kamu mau?"
"Cukup, Lin!"
"Baiklah. Aku diam. Jangan salahkan aku jika kamu malah semakin terpuruk."
Itu adalah terakhir kalinya aku bertemu Lina. Sekalipun ini sudah dua tahun lamanya. Mungkin benar jika pilihanku salah. Sampai saat ini aku masih mencari apa sesungguhnya yang paling aku inginkan. Selama ini aku hanya sebagai peniru dan pengikut. Aku tahu itu bukan diriku. Keputusanku untuk bergabung dengan organisasi ekstra telah membuatku tertekan. Itu bukan jiwaku. Tidak ada yang salah dengan organisasi itu. Aku tertekan karena aku tak bisa seperti mereka. Parahnya tidak ada satupun diantara mereka yang berhasil membuatku berkembang. Aku rasanya ingin lari. Sungguh aku seperti berada dalam dunia yang asing. Aku terpojok dan terjatuh pun  mereka tak tahu. Tidak ada yang percaya padaku. Sebelumnya aku memang pribadi tertutup, bersama mereka aku menjadi sedikit terbuka tapi akhirnya pribadiku tertutup berubah menjadi lebih tertutup lagi ketika aku semakin dalam bersama mereka. Itu adalah salahku yang terlalu memaksakan diri.
Saat ini aku harus melangkah. Meski bayang-bayang keterpurukankanku dimasa lalu masih menghantuiku hingga kini.
Kring...kring...
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam. Ini aku Lina."kata suara di seberang telphon.
"Lina! Ya, ampun, Lin. Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu."jawabku.
"Baik. Kamu gimana? Sehat?"
"Alhamdulillah Sehat."jawabku
"Aku dengar sekarang kamu sibuk membuat kerajinan tangan, ya? Jadi pengusaha dong sekarang"
"Belum disebut pengusaha. Masih merintis kok. Aku senang dengan kegiatan ini. Meski ribet, tapi aku menikmatinya."jawabku.
 "O,ya. Akhirnya kamu menemukan apa yang kamu mau."jawabnya riang.
"Apa!"seruku tak mengerti
"Iya. Itulah dirimu. Dulu aku kan sudah bilang. Kamu tak akan bisa menemukan dirimu yang sesungguhnya kalau terus ditengah-tengah mereka. Kamu akan terfokus agar bisa seperti mereka. Padahal seharusnya kamu harus menjadi dirimu sendiri. Meski bagi mereka itu adalah sesuatu yang berbeda dan aneh. Tapi kalau kamu nyaman dan enjoy berarti kamu sudah menemukan apa yang kamu mau, Rin."
"Kamu benar. Aku malah belum berfikir ke arah sana."
"Telmi, sih.."
"Enak saja."
"Tapi tidak juga, Lin. Bersama mereka aku menjadi suka mengembangkan tulisan. Lewat curahan hatiku di buku diary tentunya. Bukankah itu adalah modal awal menjadi penulis. Siapa tahu aku menjadi penulis beneran. Temanku pernah bilang. Jangan baca buku punya orang terus, dong. Kapan bisa punya buku sendiri. Aku bilang, iya, ya...hehehe.."
"Temanmu yang mana?"
"Teman kerjaku dulu."jawabku
"Oh."katanya singkat.
Aku sekarang sadar. Memaksakan diri itu bukanlah jalan keluar yang terbaik. Menjadi diri sendiri dan belajar untuk menemukan potensi yang ada pada diri itulah yang lebih utama. Aku tak akan pernah menyesal berada bersama mereka. Bersama mereka aku bisa belajar banyak hal. Meski itu hanya berupa sebuah celah kecil. Itu cukup sebagai bekalku  untuk berlari menjauhi dunia gelap yang mengungkungku.

NB: Cerpen singkat ini sudah saya kembangkan...klik: www.isengajamenulis.blogspot.com











Merawat bunga mawar

Apa yang kalian lakukan jika melihat bunga mawar yang tumbuh di halaman atau di sebuah taman di pusat kota. Memetiknya kah? Atau membiarkannya. Mawar memang indah. Warnanya yang indah dan bentuknya yang menawan seolah melupakan segala kepenatan dan stres yang sedang menghantui kita. 

Bunga yang sungguh mempesona menginspirasi banyak orang. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan bunga. Bunga mawar yang tumbuh di bumi ini memiliki warna yang beragam dari yang merah, kuning, bahkan sampai yang berwarna hitam pun ada. Bunga mawar tak hanya dapat dinikmati warna dan keindahan bentuknya. Bunga ini juga bisa digunakan untuk kosmetika, obat, bahkan minuman. 

Karena senang dengan warnanya yang indah saya tertarik untuk menanamnya di pot. Tapi sayang karena kurang pengetahuan bunga itu jadi layu, kalau pun hidup menjadi tak berbunga lagi. Akhirnya saya temukan juga cara menanam bunga mawar di pot. Karena takut lupa makanya saya posting di blog saja...

PENANAMAN
  • Sebaiknya gunakan pot dari tembikar, tanah liat atau semen cor. Penggunaan pot plastik hanya akan menyebabkan akar mudah membusuk karena kurangnya oksigen akibat tidak adanya pori-pori pada pot.
  • Untuk media tanam perbandingannya 1:1:1/4 antara tanah, pupuk kandang dan pasir halus.
  • Bungkus media tanam dahulu agar mikroorganisme pembusuk mati dan mawar terhindar dari penyakit.
  • Gunakan potongan bata atau batu kecil di dasar pot agar kelebihan air siraman dapat segera keluar.
  • Pemotongan dan penggantian media tanam setiap 1-2 tahun sekali agar tumbuh sehat dan subur.
PERAWATAN
  • Gunakan asam benzoat pada air agar bakteri pembusuk dapat diperlambat.
  • Agar kesegarannya tahan lama, gunakan nutrisi khusus bunga potong (Bisa didapat di toko bunga)
  • Turunkan air pada PH netral dengan asam sitrat 200 mg per liter air agar tidak menimbulkan dehidrasi.
  • Agar serapan air bisa optimal potonglah pangkal batang menyerong agar didapat penampang batang yang besar.
  • Potong daun yang dianggap tak perlu sehingga pemasukan makanan bisa mencukupi.
  • Terlalu sering menyiram bunga dapat menyebabkan pembusukan akar. Siramlah bunga secukupnya agar kesegarannya terjaga.
Semoga bermanfaat


Jumat, 01 Maret 2013

Di ujung senja (Bab II)

II Diary Biru laut

Cerita sebelumnya...
Tari bermimpi bertemu Ayu didalam mimpinya. Di mimpi itu dia mendapat petunjuk yaitu sebuah Diary biru laut milik Ayu...




Senja kian mendekat. Aku masih tak bergerak. Diam disebuah taman tengah kota. Menatap hamparan rumput hijau di depanku. Aku tak menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahku.
“Mba!”Serunya memanggilku. Lamunanku seketika buyar. Seorang wanita setengah baya sudah duduk disebelahku. Dia membawa beberapa tas plastik di dekatnya. Mungkin dia habis belanja di supermarket.
“Eh! Bu!”jawabku tergagap
“Siang-siang kok ngelamun di tempat seperti ini. Bahaya tahu, mba.”katanya. Aku hanya tersenyum tanpa melihatnya.
“Mau!”katanya menyodorkan sebungkus camilan kepadaku. Aku menggeleng. Aku kaget begitu memperhatikan wajahnya. Aku tak menyadari kalau yang duduk di sampingku adalah Bu Diah, Guru Matematika di SMA ku.
“Bu Diah!”seruku tak percaya
“Eh, iya. Kok Tahu. Ini siapa..Ibu kok lupa. Maklum sudah tua.”
“Saya Tari, Bu. Ibu masih ingat, Tari yang waktu itu...”
 “O, iya...”katanya sambil mengamatiku.
“Tari adiknya Ayu, kan. Pantesan tadi serasa kenal.”katanya melanjutkan. Aku tercengang.
“I! Iya...”kataku tak nyaman.
Kejadian yang menimpa kakakku agaknya masih dikenang oleh para Guru di Sekolahku.
“Aku turut prihatin dengan kakakmu. Dia gadis yang baik dan pintar. Ibu tak habis pikir kenapa dia melakukan itu.”katanya tanpa memandangku. Suasana menjadi lebih tak nyaman bagiku. Aku ingin sekali lari dari tempat ini.
Aku memilih diam. Pikiranku menerawang seolah mencari-cari sesuatu. Tiba-tiba ada ide aneh muncul dikepalaku.
“Bu! Waktu kakak saya meninggal apa ada sesuatu yang ganjil sehari atau ibu melihat ada yang aneh begitu.”kataku
“Maksud Tari apa? Ibu kok tak mengerti?”tanyanya bingung.
“Maksud Tari apa ibu melihat ada gerak-gerik yang aneh dari kakakku atau orang-orang didekatnya begitu.”kataku menjelaskan.
“O..Ibu tidak begitu memperhatikan. Tapi setahu ibu tidak ada. Wajar saja. Tidak ada yang ganjil.”kata Bu Diah.
Aku kecewa. Aku berharap Bu Diah bisa memberiku jawaban yang aku inginkan. Bu Diah adalah Guru yang paling dekat dengan Kak Ayu.
“O,ya. Apa Tari kenal dengan yang namannya  Bu Fitri? Dia menemui Ibu kemaren sore. Katanya dia tantemu?”tanyanya. Aku kaget mendengarnya. Untuk apa tante Fitri ke rumah Bu Diah.
“Dia berambut ikal dan ada tahi lalat di pipi kanannya?Kalau iya, ya benar dia memang tante saya.”
“Memang tante Fitri ada keperluan apa ke rumah Ibu?”
“Dia hanya silaturahmi saja. Katanya dia mendengar dari Ayu kalau Ibu ini Guru terdekatnya Ayu. Jadi mumpung dia  ke Jakarta sekalian mampir?”katanya menjelaskan.

Selasa, 26 Februari 2013

INDAH PADA WAKTUNYA

"Indah pada waktunya..."
Itu adalah secuil kalimat bermakna bagi sebagian orang. Secuil kalimat yang mengandung arti berbeda bagi tiap orang. Untuk aku sendiri, itu sangat bermakna. Secuil kalimat pembangun jiwa. Secuil kalimat yang membangkitkan ragaku yang mulai redup. Dengan itu aku bangkit. Menyongsong hari esok yang lebih baik. Jika ada badai menerpa. Itu adalah bumbu lengkap untuk perjalananku. Bukankah semuanya akan indah pada waktunya. Sungguh kata-kata motivasi yang cocok untuk menggambarkan perjalanan hidupku. Aku memang masih meniti. Bukankah kita hanya mengikuti kemana air mengalir dan berhenti di satu muara.  Semoga menuju kearah muara yang indah.
.
"Kakak, dimana aku...kenapa semuanya gelap."
Aku terdiam. Aku tak mampu bersuara. Suaraku tercekat di tenggorokan.
"Kakak. Kenapa diam..."Suara paniknya bergetar di telingaku.
"E..."Lagi-lagi aku tak mampu bersuara.
"Oh, Tuhan...bantu aku untuk lari."


Itu adalah secuil cerita  yang belum aku beri judul. Untuk cerita di ujung senja. Tunggu aja ya...Masih belum bisa aku posting..

Rabu, 13 Februari 2013

WASPADA KAMERA

Foto: INFO--BAHAYAAAA.... 
(mungkin anda belum tahu)-dibagikan yuuk....


Hati-hati yang suka belanja di mall atau tempat2 yang menyediakan fasilitas ruang ganti baju Kadang terbersit rasa khawatir ga kalau ada kamera tersembunyi di kamar pas tersebut atau waktu di kamar mandi ternyata cerminnya cermin 2 arah.

Bagaimana Mendeteksi Kamera Tersembunyi di Ruang/Kamar Pas?

Di depan ruang/kamar pas ambil ponsel Anda dan pastikan bahwa ponsel dapat melakukan panggilan ... Lalu masuk ke dalam, ambil ponsel Anda dan lakukan panggilan lagi.. Jika anda tidak dapat melakukan panggilan, Berarti ada kamera tersembunyi ..!!! Hal ini disebabkan oleh pengaruh gangguan kamera pada kabel serat optik ponsel selama transfer sinyal.

Silakan teruskan pesan ini ke teman Anda agar publik tahu masalah ini... Untuk mencegah para wanita yang tidak berdosa dari KAMERA TERSEMBUNYI .

Beberapa hari yang lalu, saya menerima pesan teks: “Harap jangan menggunakan ruang/ kamar pas suatu tempat perbelanjaan ; ada kamera lubang jarum untuk membuat MMS [Layanan Pesan Multimedia] yang menampilkan foto/ video curian gadis-gadis muda yang sedang berganti pakaian".

Jadi, tolong sebarkan ini kepada semua gadis. Juga kepada semua laki-laki yang memiliki saudara perempuan dan teman perempuan.."

Jangan malu dalam meneruskan pesan ini. Karena ini menyangkut perlindungan kehormatan semua gadis & wanita pada umumnya.

---

# Bagaimana mendeteksi keberadaan CERMIN 2-ARAH? #
------------------------------------------------------------------

Ketika kita mengunjungi toilet, kamar mandi, kamar hotel, ruang ganti, dll, berapa banyak dari Anda yang tahu pasti bahwa cermin yang tampaknya biasa tergantung di dinding adalah cermin nyata, atau sebenarnya cermin 2-arah (mereka dapat melihat Anda ,tetapi Anda tidak dapat melihat mereka).

Ada banyak kasus orang memasang cermin 2-arah di ruang ganti perempuan atau kamar mandi atau kamar tidur.

Sangat sulit untuk mengidentifikasi cermin tsb. dengan hanya melihat permukaannya. Jadi, bagaimana kita menentukan dengan pasti jenis Cermin yang sedang kita lihat? LAKUKAN TES SEDERHANA INI: Tempatkan ujung kuku Anda ke permukaan cermin dan jika ada JARAK antara kuku anda dan BAYANGAN kuku, maka itu adalah cermin ASLI. Namun, jika kuku Anda LANGSUNG menyentuh gambar kuku Anda, maka WASPADALAH, ITU adalah CERMIN 2- ARAH..!! (Mungkin ada seseorang yang melihat Anda dari sisi lain).

Jadi ingat, setiap kali Anda melihat cermin, lakukan "tes kuku jari." Ini tidak dikenakan biaya apapun. Hal ini mudah untuk dilakukan. Ini hal yang sangat baik untuk dilakukan.

Alasan adanya jarak pada cermin nyata, adalah karena kertas perak yang terdapat di bagian belakang kaca. Sedangkan pada cermin dua arah, kertas peraknya terdapat pada permukaan kaca. Ingatlah baik-baik..!

Pastikan dan periksa ini setiap kali Anda masuk di kamar hotel atau ruangan yang menyediakan cermin. Bagikanlah kepada saudara perempuan Anda, istri, putri, teman, kolega, dsb.

Tolong Share untuk keselamatan semua saudara/i, teman, bunda, keluarga kita Jika anda suka berbelanja di Mall atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas ruang ganti baju. Kadang terbesit rasa khawatir kalau ada kamera tersembunyi di kamar pas. Atau cermin yang digunakan adalah cermin 2 arah.

Bagaimana Mendeteksi Kamera Tersembunyi di Ruang/Kamar Pas?
Di depan ruang/kamar pas ambil ponsel Anda dan pastikan bahwa ponsel dapat melakukan panggilan  Lalu masuk ke dalam, ambil ponsel Anda dan lakukan panggilan lagi.. Jika anda tidak dapat melakukan panggilan, Berarti ada kamera tersembunyi ..!!! Hal ini disebabkan oleh pengaruh gangguan kamera pada kabel serat optik ponsel selama transfer sinyal.

Silakan teruskan pesan ini ke teman Anda agar publik tahu masalah ini... Untuk mencegah para wanita yang tidak berdosa dari KAMERA TERSEMBUNYI .

Beberapa hari yang lalu, saya menerima pesan teks: “Harap jangan menggunakan ruang/ kamar pas suatu tempat perbelanjaan ; ada kamera lubang jarum untuk membuat MMS [Layanan Pesan Multimedia] yang menampilkan foto/ video curian gadis-gadis muda yang sedang berganti pakaian".

Jadi, tolong sebarkan ini kepada semua gadis. Juga kepada semua laki-laki yang memiliki saudara perempuan dan teman perempuan.."

Selasa, 12 Februari 2013

IMPIAN YANG BELUM SAMPAI...

Aku berfikir. Bagaimana jika aku diam saja. Diam seperti patung. Mengharapkan durian runtuh. Tapi...apakah itu akan mengubah apapun. Punya banyak keinginan dan harapkan. Berbuat sesuatu agar impian dan harapan itu dapat terwujud. Tapi...agaknya itu jauh dari harapan. Haruskah aku menunggu saja. Menunggu...dan menunggu...Raga ini sudah mulai penat. Namun sepertinya tak ada yang bisa aku lakukan selain menunggu. Atau ada cara lain selain menunggu. 

Berkhayal itu menyenangkan. Menjadi pengobat sementara impian yang belum bisa diraih. Berkhayal tentang segala keindahan yang mungkin terjadi. Melepaskan segala kepenatan untuk sesaat. Itu bisa menjadi pengobat lara...setidaknya aku bisa membangun energiku lagi untuk berfikir. Tentang apa yang harus kulakukan. Dan berharap asa itu bisa kuraih dalam waktu dekat.

Agaknya aku harus menggerakkan hati dan pikiranku sekuat tenaga untuk bergerak. Meski berat...

Punya energi lebih itu adalah harapan terbesarku yang lain

Berharap, menunggu tanpa kepastian itu sungguh menyiksa....

Seandainya aku tidak tahu bahwa selalu ada harapan...

Aku pasti sudah binasa.

Akan aku bangun istana mimpiku disini dan berharap aku bisa mencapainya...

Suatu saat nanti..

Hingga aku bisa tersenyum di satu titik.


Minggu, 10 Februari 2013

Di ujung senja (Bab II)


Ini adalah lanjutan cerita dari "Di Ujung senja"...Di Bab kedua ini ceritanya juga belum usai...tapi tak apalah aku posting dulu...nanti Bab kedua yang belum usai  dan  Bab selanjutnya menyusul ya...

II.                DIARY  BIRU LAUT
Pagi-pagi buta aku dikejutkan oleh sebuah jeritan seorang perempuan. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan berhambur ke asal suara. Selesai menuruni tangga aku melihat Ayah dan Ibu masuk ke kamar Kak Ayu.  Sampai disana aku tak melihat kak Andi. Mungkin dia masih tertidur pulas. Tebakanku salah, Kak Andi datang dengan mata masih merem melek.
“Ada apaan, sih?”katanya penasaran
Tidak ada yang menyahut.
“Aku takut sekali, mba...Aku tadi melihat Ayu ada di ruangan ini...”katanya ketakutan.
Aku tak percaya. Kak ayu sudah dialam kubur mana mungkin dia bisa ada disini. Kita kan sudah beda alam. Tak mungkin orang yang sudah meninggal bisa bangkit lagi.
“Mungkin hanya perasaan, dik Fitri saja. Ayu kan sudah meninggal, dik.”kata Ibu menghiburnya.
“Tidak...jelas-jelas aku melihatnya.”katanya masih ketakutan.
“Hantu kali, tante.”kataku ketus.
“Hus! Ngawur kamu.”kata Ayah menegurku.
Aku hanya menyeringai. Kak andi menguap disampingku.
“Wah, bisa jadi benar, Bu. Mungkin arwahnya Ayu  tak tenang makanya dia datang ke rumah ini.”kata Kak Andi menakut-nakuti.
“Andi! Tidak lucu.”bentak Ayah
“Emang benar, kok.”katanya sambil melengos meninggalkan ruangan itu. Aku pun bergegas menyusulnya.
“Kakak tega sekali. Orang lagi ketakutan malah ditakut-takuti.”
“Haha. Biarin saja...siapa suruh jadi penakut.”katanya tanpa merasa bersalah.
“Raja tega.”kataku berlalu menuju kamarku.
Kak Andi mendengus di belakangku. “Hati-hati tidur sendiri. “katanya menakut-nakuti
“Siapa takut. Biasanya juga tidur sendiri, wek.”
“Tari...Tari...”katanya dengan suara diseram-seramkan.

Kamis, 07 Februari 2013

JIKA BADAI MENERPA KITA...

Sebenarnya apa yang ditakutkan. Kenapa kita seringkali takut menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi di depan kita. Bukankah itu hanya kemungkinan. Belum tentu apa yang terjadi itu seperti apa yang kita fikirkan. Tapi, berbicara itu mudah. Menasehati itu mudah. Bersuara itu gampang. Bagi kita yang melaksanakan itu sulit. Seakan kita akan menghadapi badai besar dalam hidup kita. Cobaan yang seakan tiada akhir itu telah mendorong kita untuk selalu bersikap pesimis dan tak percaya diri. Bagi yang tidak kuat menghadapinya, akan ada frustasi yang mendorong ke arah yang negatif. Apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri agar kita selalu bersikap optimis. Dorongan dari orang-orang terdekat hanya bersifat sementara karena kita lah yang menghadapinya. Yah...paling tidak duka yang kita alami terobati untuk sementara. Bayangkan jika mereka setiap hari mendorong kita untuk selalu bersifat optimis, tentu rasa pesimis dan tak percaya diri itu akan terkikis sedikit-demi sedikit. 

Aku pernah mengalaminya. Rasanya sakit. Menganggap hidup itu tak adil bagi kita. Tapi aku selalu  menasehati diri sendiri bahwa hidup itu ibarat roda yang terus berputar. Adanya orang-orang yang menguatkanku telah membuatku kuat dan  menjadi pengobat luka kita. Badai itu pasti akan berlalu. Kita masih memiliki orang-orang yang menyayangi kita. Dan terlebih lagi ada Allah SWT yang selalu bersama kita. 

Buat kalian apa yang kalian lakukan jika kalian berada pada titik dimana kalian benar-benar terpuruk:
  1. Marahkah kalian dan menyalahkan orang-orang disekitar kalian?
  2. Menenggelamkan diri dalam sepi tanpa memperbolehkan orang lain mengusikmu?
  3. Selalu bersikap pesimis
  4. Atau kalian menghadapinya dengan sabar dan optimis?
Senang jika kita bisa berbagi pendapat...


Rabu, 06 Februari 2013

KLIK YANG BERIKUT

Anda pernah membuat kliping atau bahkan anda sangat gemar mengumpulkan kliping dari koran majalah atau tabloid. Ayo gabung di Kumpulan klipingku. Klik: http://kumpulanklipingku.blogspot.com. Jika anda memiliki kliping bisa kok di bagi di blog ini...aku tunggu kunjungannya...


Minggu, 03 Februari 2013

Kapan aku bisa berlari...

Sebelum rehat aku tulis puisi dulu ah...maaf ya jika kurang berkenan...maklum belum profesional..makanya bantu  agar bisa berkembang dong...


Aku baru beranjak
Masih meniti
Meski aku tahu aku harus berlari
Tapi...
Aku tak boleh secepatnya berlari
Aku berfikir..
Bagaimana jika aku melangkah
setapak demi setapak
Tapi..
Waktu terus bergulir
lebih baik aku berjalan cepat
Aku berharap suatu saat
aku bisa berlari
Terus berlari
dan terus berlari
Aku ingat...
Asa itu ada di ujung sana

Selamat beristirahat...semoga esok kalian memiliki harapan yang besar untuk berkembang lebih maju...

INTERMEZO "DIUJUNG SENJA"

Membuat sebuah karya itu menyenangkan. Kita di tuntut untuk selalu berkreasi. Tanpa paksaan tentunya. Serta kreasi kita karena kita yang mengelola dan menentukan bukan karena kita dipekerjakan. Dan itu harus berlanjut. Jika berhenti berarti kita sudah menyia-nyiakan momentum yang belum tentu kita dapatkan lagi di waktu yang akan datang.  Berharap akan kembali itu bukanlah hal baik. Tapi bagaimana kita bisa mengganti waktu yang terbuang dengan terus berkreasi itu adalah hal yang harus kita lakukan. Berkreasi karena kita menyukainya bukan suatu hal yang dipaksakan. Kalau apa yang kita lakukan itu adalah keterpaksaan maka hasilnya tidak memuaskan. Mungkin hasilnya bagus tapi bagi kita itu bukan hal yang luar biasa. karena kita tidak merasa puas. Hati tidak akan pernah bohong. 

Selalu berkreasi itu tidak mudah. Karena kita diajak untuk selalu berfikir. Imajinasi kita diajak  untuk selalu berputar. Istilahnya melamun tetapi yang positif, hehehe...

Jadi ada ide untuk membuat sebuah cerita...bagaimana jika aku sisipkan diceritaku yang belum usai...bukankah itu bagus agar ceritanya sedikit berwarna...

Mari kita terus bermimpi dan berkarya...
Aku ingin kita sama-sama membuat karya yang luar biasa...

 Nantikan "Di ujung senja selanjutnya ya..."

Sabtu, 02 Februari 2013

Menambahkan "Read More" pada postingan blog

Semula saya susah sekali menambahkan kata "read more" atau kata sejenis pada postingan di blog saya. Saya sudah mencoba mencari pada mesin pencari di google dan mencoba beberapa tips yang ada tapi hasilnya nihil. Tetap saja postingan di blog saya tidak bisa dipendekkan dan tanda"read more"atau kata sejenisnya tidak nampak.

Disini saya menggunakan template yang di download bukan template bawaan blogger. Meski  tanda "read more" muncul ketika kita mengedit postingan di page element tapi postingan kita belum bisa diperpendek. Dengan sedikit frustasi saya klik saja tanda "?" pada konfigurasi postingan blog. Letaknya di dekat tanda "read  more". Disitu saya baru tahu kalau kita harus mengklik tanda di bawah ini pada kalimat yang akan kita potong:
 Jump icon in the toolbar
Syukurlah tanda "readmore" yang saya inginkan bisa ditampilkan. Dan postingan di blog saya bisa diperpendek. Kalau ingin mengganti  kata "read more" dengan  kalimat yang kita  inginkan juga bisa. Caranya:
  1. Silahkan login ke blogger dengan ID kalian.
  2. Klik Tata Letak. 
  3. Klik tab Elemen Halaman.
  4. Klik "Edit" pada elemen "Posting Blog" atau "Blog post" untuk yang bahasa inggris.
  5. Setelah muncul jendela baru,gantilah tulisan "Read more" menjadi tulisan sesuai dengan keinginan anda.
  6. Klik Tombol Simpan .
  7. Selesai deh...


Senangnya berbagi tips.

Kamis, 31 Januari 2013

LOMBA LIKE & SHARE BERHADIAH


Lomba LIKE & SHARE Berhadiah GRATIS Menerbitkan Buku Paket ProTerbit 4 (senilai Rp 795.000)

Dalam Rangka Ulang Tahun DAPUR BUKU yang ke-1
16 Februari 2013

http://www.DapurBuku.com/
Cara Baru Menerbitkan Buku

NB: Apa Keistimewaan Dapur Buku Dibanding Layanan Penerbitan Buku Lainnya?
Coba baca di http://www.dapurbuku.com/about/keistimewaan-kami

===============

Paket Penerbitan ProTerbit 4 yang harganya Rp 795.000, bisa Anda dapatkan secara GRATIS, dengan cara yang sangat mudah.

Anda cukup:
- menekan tombol LIKE pada foto ini
- menekan tombol SHARE pada foto ini, lalu silahkan di-share.

Sudah, begitu saja.

TAK ADA KEWAJIBAN UNTUK MEN-TAG FOTO
(Kalau Anda mau men-tag, boleh saja. Tapi dari panitia tak ada kewajiban atau anjuran seperti itu).

=================
SYARAT & KETENTUAN:
=================


IKUTI KOMUNITAS PENULIS DI FACEBOOK

Temukan info seputar penulisan seperti lomba-lomba menulis dan lomba berhadiah lainnya serta info menarik lainnya di halaman facebook...klik halaman facebook komunitas penulis ya...

DERITA SARIAWAN

Sariawan itu tidak enak. Sudah gusi atau bibir sakit. Gigi dan kepala ikut2an sakit. Alhasil segala aktifitas menjadi terganggu. Mau makan tak enak. Pedas sedikit langsung menjerit. Mau ngomong tak nyaman. Tertawa juga tak enak. Mulut juga jadi bau. Bibir kering. Minum air putih saja sakit. Tapi  kalau tidak minum mulut rasanya kaku. Apalagi kalau di diamkan lama. Ketika buka suara mulut seperti habis di lem. 

Begitulah rasanya kalau sakit sariawan. Sebenarnya apa sih penyebab sariawan. Kenapa penyakit itu mudah sekali menyerang manusia. Simak berikut ini:

Sariawan adalah penyakit kelainan yang terjadi pada selaput lendir mulut. Bentuknya adalah luka pada bagian mulut (bercak) berwarna putih. Banyak orang yang pernah mengalami sariawan terutama wanita. Penyebabnya macam2 diantaranya:

Luka di Mulut.
Inilah penyebab umum timbulnya sariawan. Luka di mulut dapat diakibatkan karena makanan, tergigit, maupun saat menggosok gigi. Luka tersebut dapat menimbulkan infeksi dan timbul sariawan. Biasakan untuk selalu mengunyah makanan dengan pelan-lean dan gosok gigi secara hati-hati.

Rabu, 30 Januari 2013

DI UJUNG SENJA (Bab 1)

Ini cerita awal sebuah cerita"DI UJUNG SENJA". kisahnya aku gabung dengan entri sebelumnya ya... ada sedikit perubahan disana-sini...maklum saja...mungkin kalau sudah jadi cerita yang utuh akan lain...

Judul awal:

“Di ujung Senja”

I.               TAMU MISTERIUS
                     Seperti biasanya aku datang ke sekolah pukul tujuh kurang sepuluh menit. Baru sampai gerbang sekolah, murid-murid sudah terlihat tergesa-gesa masuk ke gedung sekolah. Aku pikir karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Atau mungkin karena mereka belum mengerjakan PR..hehehe..
Sesampai di ruang kelas aku tak mendapati satu orang murid pun disana. Aku jadi heran. Tidak biasanya kelas sepi begini padahal sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai. Beberapa murid tampak memasuki ruang kelas. Ekspresi mereka ketika melihatku terlihat aneh. Muka mereka tampak pucat. Bahkan mata dari salah satu dari mereka seperti habis menangis.
"Dian! Murid yang lain belum datang?" tanyaku tanpa menanyakan apa yang terjadi pada mereka.
Yang di tanya tampak ragu-ragu untuk menjawab" Me..meraka...di halaman belakang sekolah, Ri.." katanya takut-takut.
Aku penasaran. "Halaman belakang! Memang ada apa di halaman belakang sekolah?"tanyaku.
Mereka saling berpandangan.
"Lebih baik kau lihat sendiri deh..." kata Dian.
Aku langsung beranjak.
 "Tari, ayo aku temani..."kata gadis berpita merah. Dia adalah Mia.
"Baiklah...ayo!"
Kami menyusuri jalan untuk sampai di halaman belakang sekolah. Kami saling diam. Kami sempat berpapasan dengan beberapa murid yang kulihat memandangku dengan pandangan aneh.Beberapa dari mereka tampak berbisik pelan.  Aku memandang Mia, dia juga memandangku. Namun aku tak bersuara.Aku hanya mendesah.  Betapa terkejutnya aku ketika kudapati begitu banyak murid yang berkerumun di sana. Ku dengar salah seorang guru menyuruh para murid untuk segera masuk kelas. Mereka pun langsung berhamburan masuk kelas. Pundakku sempat tersenggol dengan keras oleh salah seorang murid. Untung aku tidak terjatuh. Aku dan Mia menerobos kerumunan murid yang berbalik arah menuju kelas. Aku sudah tak menghiraukan apakah mereka juga memandangku dengan aneh seperti beberapa murid yang ku temui tadi atau tidak. Sesampai di depan halaman aku menangkap sesosok tubuh yang baru di turunkan dari atas pohon. Jantungku berdegup kencang. Aku seperti mengenalinya. Aku mendekat untuk memastikannya namun Mia mencegahku.
"Kita masuk kelas saja, Tari! Ayo!"serunya menahan pundakku.
Aku tak menghiraukannya. Setengah berlari aku mendekatinya. Mataku terbelalak ketika aku mengenali sesosok tubuh yang sudah terbujur kaku di atas tanah. Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku langsung jatuh tersungkur. Sayup-sayup aku mendengar suara orang memanggilku...
“Apa dia sudah sadar?”terdengar suara perempuan
“Sepertinya belum”kata suara perempuan yang lain.
Pelan-pelan ku buka mataku. Pandanganku sedikit kabur. Ketika pandanganku sudah mulai terang aku hanya menangkap langit-langit sebuah ruangan. Aku tak tahu apa yang terjadi denganku. “Dimana aku sekarang”gumamku dalam hati.
“Kamu sudah sadar, Tari?”tanya sebuah suara di dekatku.
Aku menoleh. Bu Susi berdiri di dekatku. Raut mukanya terlihat cemas.
“Saya dimana, Bu?”tanyaku pada Bu Susi.
“Tenang saja. Sekarang kamu ada di ruang UKS. ”kata Bu Susi.         

Minggu, 20 Januari 2013

MASA LALU

Lagi bengong pengen ngelanjutin cerita tapi malah kepikiran untuk nulis uneg-uneg...tulis aja ah...tanggapannya ya..


Masa lalu. Aku, kamu dan semua orang dimukan bumi ini pasti memilikinya. Baik itu suram atau itu sesuatu yang membahagiakan. Jika masa lalu itu suram secara tidak langsung akan berimbas pada kehidupan di masa datang. Masa lalu yang suram bukan berarti itu harus berwujud  kekerasan. Masa lalu yang suram bisa jadi disebabkan ia selalu menjadi pribadi yang terkungkung. Baik itu dari dalam dirinya ataupun karena pengaruh dari orang lain.  Masa lalu yang suram bisa berupa ketidak berdayaan untuk meraih sesuatu yang ia impikan. Ketidakberdayaan untuk berani bersuara dan menolak hal yang tidak ia senangi.  Hanya berdiam diri terhadap penindasan pikiran. Hal itu akan membuat kita semakin tertekan. Bagaimana kita bisa bangkit itu adalah sesuatu hal yang luar biasa.  Tidak mudah memang. Asalkan kita berusaha pasti kita bisa. Jalan terjal yang akan kita lalui di depan itu akan lebih terjal daripada sekarang. Kisah masa lalu itu belum seberapa. Masih banyak yang harus kita lalui agar kita bisa sukses. Memang kisah masa lalu itu akan selalu terekam dalam memori kita. Tapi apakah kita mau terus tenggelam dalam keterpurukan. Itu hanya akan membuat kita semakin jatuh.

 Terus optimis itu adalah jalan yang terbaik. Meski itu butuh proses yang panjang. Tapi asal punya kemauan dan tekad yang kuat kita pasti bisa melaluinya. Berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa itu juga jalan yang terbaik. Pasrahkan semuanya padaNya. Jadikan masa lalu itu sebagai bahan pelajaran bagi kita untuk menentukan langkah kita selanjutnya.

Mari kita sama-sama bangkit untuk meraih impian dan harapan kita. Jangan biarkan ia hanya mengendap begitu saja. Aku dan kamu pasti bisa. Semoga kita semua bisa meraih kesuksesan seperti apa yang kita impikan. Amiin ya rabbal 'alamin.
 


Start Blog...

Assalamu'alaikum...
Selamat datang di Blog Note ya...
Saya punya keinginan blog ini dapat memberi inspirasi bagi banyak orang. Saya juga berharap pengunjung di blog ini selalu mengikuti perkembangan di Blog Note. Jangan pernah bosan untuk mampir di blogku ini ya...
Keep smile. Semoga kalian semua selalu sukses dalam berkarya.
Silahkan beri komentar di entri yang saya tulis di blog ini.
Terimakasih

Wassalamu'alaikum

Selasa, 31 Desember 2013

BELAJAR MEMAKNAI SESUATU

Malam sudah semakin larut. Gema suara itu makin membahana. Walau mata ini sudah sangat ingin tidur. Nyanyian malam tahun baru itu semakin menggila. Iringan bunyi petasan yang bersahutan itu seolah tak mau berhenti. Apa yang harus aku lakukan??? Bahkan alunan lagu favorit untuk meredam musik super kencang di luar sana sungguh sia-sia. 

Ingin rasanya aku berteriak keras-keras untuk menandingi suara yang begitu membuatku kesal. Argggg...tak bisakan itu dihentikan. Sepuluh menit saja. Syukur-syukur itu dihentikan seterusnya. Biar raga ini bisa beristirahat dan bangun dengan fresh.  Apa aku harus minum obat tidur???

Ku tengok suami yang berbaring di dekatku. Aku sungguh iri padanya. Dia begitu nyenyak tidur. Rupanya dia tak terpengaruh dengan kegaduhan diluar sana. Dia sudah terbang ke alam mimpi. Ya, sudahlah. 

Jari-jariku masih belum berhenti berkelana. Rangkaian huruf demi huruf ku ketik. Berharap ada rasa lelah yang mendera sebagai obat agar aku bisa tidur cepat. Apa yang kalian pikirkan ketika mengalami hal sepertiku? Aku berharap kalian tidak mengalaminya. Sekarang aku sudah menyerah. Akhirnya dengan segala kekesalanku aku harus memakluminya. Lagian hanya malam ini saja KAN...

Esok aku harus mempersiapkan banyak hal. Aku harap segala yang aku rencanakan berjalan dengan baik. Mulai dari sekarang aku harus bisa menjadi lebih baik. Aku akan membuat planning dan mentaatinya. Fokus pada hal yang ingin kuraih. Dan berdoa semoga semuanya lancar. Kalian juga ya...aku harap segala mimpi kalian bisa di raih di tahun yang baru ini. Jangan biarkan tahun yang baru akan kita lalui ini sama dengan tahun lalu. Jika sama, jangan sampai sama persis. Lakukan perubahan, terutama pada diri sendiri. Menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Semangat!!! 








TAHUN BARU


Kemeriahan ada dimana-mana. Bunyi petasan menggema di setiap sudut kota. Langit dipenuhi percikan indah kembang api. Bahkan dilingkungan rumah sekalipun tak luput dari kemeriahan. Ada yang menyalakan tape racorder keras-keras sambil ditemani jagung yang dibakar ramai-ramai. Semua orang seolah larut dalam gegap gempita tahun baru. Lalu aku??? Ah, aku memilih di rumah saja meski ajakan ngumpul bersama sambil bakar jagung dan karaokean itu memanggil dari corong pengeras suara. Bunyi berisik tape recorder yang menyuarakan lagu dangdut itu sungguh memekakan telinga. Membuatku yang ingin melepas lelah barang sejenak susah untuk memejamkan mata.

Akhirnya aku suarakan jeritan hatiku melalui sebuah tulisan. Jari-jariku mulai berkelana. Mencari sebuah ide tulisan  untuk  sebuah pelampiasan. Ku nyalakan lagu favorit di laptopku untuk menutupi lubang telingaku. Walau begitu tetap saja suara di luar sana lebih jelas terdengar daripada lagu yang sekarang mengalun  di lubang telingaku. Sebenarnya tradisi kemeriahan setiap menjelang tahun baru itu asalnya darimana? Apakah ide itu hanya berasal dari seseorang atau segelintir orang lalu menyebar ke seantero jagat seperti sekarang? Kemeriahan itu seolah sudah mendarah daging dan menjadi suatu hal yang wajib bagi sebagian besar orang. Sehingga menjadi tak afdhol jika tak ada kemeriahan. 

Bukankah bagaimana memaknai pergantian tahun itulah yang utama daripada kemeriahan yang hanya menghamburkan biaya dan melepaskan kenikmatan tidur malam. Menjadi manusia baru yang lebih baik. Menjadi pribadi yang sukses dari sebelumnya. 

Aku yang saat ini sudah sangat ingin terlelap menjadi tak bersahabat dengan kemeriahan. Kondisinya mungkin berbeda dengan dulu. Sewaktu remaja dulu, aku begitu menunggu pergantian tahun. Di desa tempat tinggalku, setiap pergantian tahun selalu menggelar acara besar. Di satu waktu kami menggelar acara dengan di temani bakaran jagung dan singkong. Di waktu yang lain menu yang disiapkan adalah ayam bakar, yang tentu saja diantara kami para pemuda atau pemudi yang membakarnya. Panggung disiapkan bagi siapa yang ingin menyalurkan bakat bernyanyi dan membacakan puisi atau hanya sekedar melawak. Bahkan diantata mereka ada yang menari tarian daerah meski tanpa adanya kostum. Bahkan ada yang mencoba berceramah soal agama segala. Acaranya semakin lengkap karena setiap malam tahun baru ada pelantikan pengurus baru karang taruna. 

Tapi saat ini, aku sungguh ingin berada dirumah dan tidur nyenyak. Saatnya instropeksi diri. Aku berharap dan berdo'a, di tahun yang baru ini aku bisa meraih impianku. Menggapai citaku. Menjadi pribadi baru yang sukses dalam hal apapun. Baik itu di dalam keluarga, masyarakat dan lebih penting lagi menjadi lebih baik dalam urusan rohaniku (lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT). Amiin









Kamis, 05 Desember 2013

PENGALAMAN BARU

Sore yang indah. Ditempat baruku aku mendapati berjuta keindahan dan rasa. Hamparan bukit nan indah menarikku untuk selalu memandangnya. Hatiku yang sedang sepi terobati olehnya. Jika malam tiba, deretan lampu yang berkelap-kelip itu ibarat bintang yang berkilauan. Sungguh! Suatu keindahan yang mungkin tak kau dapati di tempat lain. 
Sebagai warga baru dan diriku yang mungkin berbeda, menjadi hal yang sulit untukku. Tapi, toh aku bisa melewatinya. Tidak mudah memang bagi pribadi rumahan untuk bergaul di lingkungan yang baru. Cemoohan dan sindiran itu bagai bumbu penyedap yang enak bagi si empunya suara. Tapi, tak apalah. Semuanya aku anggap hal biasa dalam pergaulan di masyarakat. Dimanapun kita berada, tak semuanya orang itu suka dengan kita. Pro dan kontra itu sudah menjadi hal biasa, yang penting kita tidak mencari masalah dengan orang lain.
Dsini, aku mendapati pengalaman yang tak kalah mencengangkan. Dikala suamiku dikirim di negeri orang selama beberapa hari, aku harus berjibagu dengan air bah. Memang belum seberapa jika dibanding dengan daerah lain. Tapi tetap saja itu suatu hal yang menyiksa. Bayangkan saja, dikala sedang enak-enaknya menulis di komputer, tiba-tiba air itu datang. Aku yang baru sekali mengalaminya hanya bisa panik mengangkat barang-barang ke tempat lebih tinggi sendirian. Bodohnya aku, kenapa aku malah membuka pintu sehingga air itu masuk ke rumah dengan leluasa. (Mengenaskan)
Malamnya, aku harus mengurasnya agar air itu tak lagi menggenang di dapur rumah. Sungguh! Olah raga malam yang melelahkan. 
Namun, setidaknya aku bisa belajar banyak hal.  Jika air bah itu datang lagi, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Meskipun pagi harinya aku harus berjibagu dengan lumpur yang menumpuk di luar rumah. (hemmm)
Suatu hari nanti, jika aku membeli rumah di daerah ini. Aku akan mencari rumah yang letaknya lebih tinggi. Kalau ada yang bilang, rumah disini tidak mungkin banjir, dsb. Aku berkata dalam hati: "Aku tak akan percaya." (Apa ada perumahan yang saluran pembuangan airnya bagus?)
Sudahlah. Aku harus belajar memahami lingkungan disekitarku. Walau apapun yang terjadi, tetap tersenyum dan semangat. 











DARI SEBUAH LAYAR

Udara malam begitu dingin. Disaat suasana menjadi sunyi. Tanganku masih bergerak diatas deretan huruf. Aku menatap layar di depanku. Layar yang terkadang membuatku tersenyum, tertawa, bahkan marah. Sudah beberapa hari aku tertinggal sendiri. Suamiku sedang berada di negeri yang jauh. Layar itu adalah jembatanku untuk mengetahui kabar tentangnya. Saat layar itu menampilkan wajahnya, hatiku begitu damai dan tenang. Aku tahu keadaanya hanya dari sebuah layar.
Malam ini, aku kembali duduk di depan layar yang sama. Menanti kala ia bisa menjawab panggilanku. Sepertinya dia sedang tidak ada disana. Mungkin dia lelah setelah seharian bekerja. Dan memilih untuk tidur agar besok ia kembali segar. Atau mungkin dia berfikir aku tidak sedang di depan layar, seperti beberapa hari sebelumnya. Makanya dia memilih untuk tidak membuka layarnya. "Doaku selalu menyertaimu, suamiku. Semoga engkau selalu sehat dan dimudahkan dalam segala urusan. Amiin."
Aku menunggumu kembali dengan sehat dan tersenyum di depanku seperti sebelumnya. Kita akan melangkah bersama lagi. Mengarungi berbagai hal bersama. Menjalani ujian bersama. Saling menguatkan satu sama lain. Selama ini engkau adalah penopangku disaat aku rapuh. Maafkan aku karena aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu. 

 

Rabu, 23 Oktober 2013

KOSONG

Aku masih ingat canda tawanya. Aku masih ingat betapa ia tak bisa berdiam diri. Dia yang aktif. Dia yang selalu bersamaku. Dia yang selalu membantu dan menguatkan aku. Hari ini adalah saat dia pergi. Pergi ke tempat yang indah. Melepaskan segala kepenatan dan keresahan di setiap sisa waktu yang ada. Disini, aku hanya bisa menangis dan berharap semoga dia pergi dengan bahagia dan bersunggingkan senyum. 

Seandainya aku bisa mengganti waktu yang telah terbuang. Aku ingin bersamanya. Menemani setiap jengkal langkahnya. Mendengarkan keluh kesahnya. Apakah kau marah padaku? Aku yang selalu mengulur waktu kedatanganku. Dan akhirnya aku hanya mendapati kekosongan. Segalanya sudah terlambat bagiku. Katakan padaku! Apakah kau marah padaku? 

Apa yang bisa aku lakukan? Segalanya telah pergi seiring dengan kepulanganmu. 

Semoga engkau pergi dengan tenang sobat. Doaku selalu menyertaimu...

Senin, 29 Juli 2013

Masih belum berujung...

Senja itu begitu indah. Warnanya yang merah keemasan. Aku selalu kagum dengan indahnya senja. Mengingatkanku bahwa segala yang ada didunia ini tidak ada yang abadi. Semuanya datang dan pergi. Tak ada yang kekal.  Waktu akan cepat bergulir. Seperti suasana hati. Setiap saat tak selalu sama. Jika sama, mungkin ada yang salah dengan diri kita. Atau... itu semua tinggal menunggu waktu saja untuk berubah.

Aku bosan dengan keadaan yang selalu sama. Seakan tanpa warna. Hidup menjadi tak berwarna. Kenapa kita tidak ciptakan pembeda. Bukankah itu adalah suatu hal yang luar biasa. Meski hal itu membutuhkan kerja keras dan waktu yang tidak sedikit. Aku butuh itu...meski sulit untuk menemukannya. 

Segalanya tak akan datang begitu saja. Perlu proses yang panjang. Dan proses itu yang menjadikan kita menjadi besar. Karena dengan proses itu kita bisa tahu siapa diri kita dan apa yang paling kita inginkan dan apa yang harus kita kerjakan. 

Aku harus menemukannya...
Sudah sejauh ini, tapi...
Masih belum terlambat...
Aku tahu waktu yang aku lewati begitu panjang. Dan aku telah membuang banyak waktu untuk hal yang tidak penting. 
Suatu saat semua itu akan datang.
Aku harus mengejar mimpiku agar semuanya tidak hanya sekedar angan-angan.
SEMANGAT!!!

Rabu, 03 Juli 2013

Akan selalu ada asa...

Impian, harapan..tumbuh seiring berjalannya waktu. Aku tahu, tak mudah menggapainya.  Setiap hari, setiap saat. Selagi nafas masih berhembus, selagi darah masih mengalir..kita akan selalu bermimpi. Lelah memang. Tapi kalau tak punya mimpi entah apa jadinya hidup ini. 
Kau tahu, menunggu tanpa kepastian itu menyakitkan. Aku seakan ingin lari kedunia asing. Pergi ke sebuah taman yang indah dan berlama-lama tinggal disana. Tapi...apapun yang terjadi di dalam hidup kita semua itu harus kita lalui. Kita baru bisa menjadi kuat kalau kita bisa melewati kerikil-kerikil tajam di dalam hidup kita. Mungkin bagi sebagian orang bicara itu mudah, yang sulit adalah menjalaninya. Memang benar. 
Aku selalu berkata pada diriku sendiri kalau aku akan selalu baik-baik saja. Walau tak sedikit air mataku yang menetes.Tapi, buktinya aku masih tegak berdiri. 
Aku pernah bertanya: "Kenapa harapan dan impian itu seakan menjauh? Semakin aku berharap, asa itu semakin menjauhiku." 
Aku juga pernah berada dalam titik yang benar-benar jenuh dan lelah. Aku rasanya ingin mati. Tapi, aku tahu akan selalu ada harapan. Mana mungkin tidak ada jalan. Akan selalu ada jalan selagi kita mau berusaha mencapainya. Tak mungkin kita selamanya terpuruk. Tetap optimis dan semangat itu adalah pilihanku. 
KEEP SPIRIT and SMILE...
 Kalian juga...ayo kita maju bersama...mudah-mudahan kita bisa menggapai asa dan impian kita...

Minggu, 05 Mei 2013

Spirit

Dalam menjalani kehidupan bertetangga memang susah-susah gampang. Tak selalu kita menjalani kenyataan menyenangkan. Kadang rasa pahit itu datang tanpa kita duga. Bahkan dalam keadaan suasana hati sedang tak enak sekalipun. Mana tetangga tahu kita sedang ada masalah. Mana mereka mengerti kalau kita tak seperti apa yang mereka lihat dari luar. Bukankah tak selamanya sampul luar itu mencerminkan kondisi yang ada di dalamnya. 

Ah, senyum saja. Toh...kehidupan kita hanya diri kita dan Allah yang menentukan. Sukses atau tidaknya diri kita itu ada ditangan kita sendiri. Orang mau bicara buruk itu ga ada untungnya buat kita. So, lanjutkan saja... benar kata orang. Kalau kita selalu terpuruk dengan pekataan orang kita selamanya tak akan pernah maju. Biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu...KEEP SMILE

Kamu masih punya masa depan yang cerah. Tetaplah fokus mengejar impianmu. Jangan menyerah. Kerikil takam itu memang akan selalu datang mengganggumu. Angin dan badai itu akan selalu menerjangmu. Yang bisa kamu lakukan adalah tetap tegar dan terus melangkah. Tataplah masa depan dan mimpimu. Jangan goyah itu adalah jalan terbaik untuk meraih mimpimu. (hehehe...aku sedang menasehati diri sendiri nih)


Senin, 01 April 2013

Keranjingan nonton bola

Aku tak pernah tahu sejak kapan aku menyukai pertandingan sepak bola. Padahal sebelumnya aku anti pati banget. Mungkin berawal dari ikut-ikutan menonton piala dunia jadi keterusan, hehehehe..
Seiring dengan berjalannya waktu aku jadi memiliki team favorit. Ketika teamku bertanding hati rasanya deg-degan. Yang semula kalau nonton biasa aja malah terkesan cuek jadi asyik sendiri. Tak sadar kaki dan tangan ikut bergerak. Dan bersorak kesal jika pemain dari team favorit gagal mencetak gol dan membuang peluang begitu saja. Kita jadi ikut-ikutan memusuhi pemain dari team lawan. Padahal itu kan hanya permainan. Sungguh bola sudah merasukiku. 
Terkadang aku tidak menonton team favoritku, karena ngga mau lihat team favoritku kalah, xixixi...Aku tak pernah menduga bakal menjadi keranjingan nonton bola seperti ini.Rasanya mengasyikkan dan seru...
Sepertinya hal yang satu ini harus aku rubah... aku kan tidak mau nantinya jadi terlalu fanatik dengan yang namanya bola. Bisa kacau semuanya...

Ada tips ngga sih???

Sabtu, 16 Maret 2013

Di ujung senja ( Bab III)

Cerita sebelumnya...
Tari begitu senang mendapatkan Buku Diary milik kakaknya. Tapi dia kecewa karena buku itu tidak sesuai dengan harapannya. Sebuah tanda tanya pun muncul..
Apa mungkin buku yang saat ini dia pegang ini sebenanrnya bukan buku yang ia cari?

III  MEMORI YANG HILANG

Suatu hal yang aneh. Kenapa aku duduk di kursi  taman ini. Seolah ada yang mendorongku untuk selalu datang ke tempat ini. Aku ingat, tadi siang Bu Diah berkata:"Tari, aku sangat yakin kalau buku diary kakakmu itu terisi penuh. Maafkan ibu, Tari. Ibu sudah berbohong padamu. Sebenarnya Ibu sudah membaca buku diary kakakmu. Tapi itu terjadi setelah kakakmu meninggal. Ibu begitu penasaran ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi dengan kakakmu. Makanya untuk melampiaskan rasa penasaran ibu, ibu membacanya. Maafkan ibu, ya Tari!"kata Bu Diah dengan penuh penyesalan.
Aku terdiam. 
"Tari...maafkan Ibu!"kata Bu Diah. Kali ini matanya berkaca-kaca.
"Sudahlah, Bu. Yang ingin Tari tanyakan. Kenapa Buku diarynya tidak seperti yang ibu katakan?"tanyaku penasaran
"Maksud Tari apa?"
"Yah, waktu Tari buka bukunya. Disana hanya berisi selembar saja. Apa ibu tidak salah ngasih buku?"tanyaku
"Itu tidak mungkin. Ibu tidak mungkin salah ngasih buku. Bukunya Ayu ya itu. Ibu tahu persis."katanya sambil mengerutkan kening. Sepertinya Bu Diah sedang berfikir.
"Apa mungkin..."katanya menebak
"Apa, Bu!"tanyaku
"Ah, tidak."katanya.
"Maksud ibu apa? Tidak apanya, Bu. Tolong! Beritahu Tari apa yang Ibu fikirkan?"tanyaku memaksa.
"Waktu ibu membuka laci dimana buku itu ibu simpan. Letak buku itu sudah berubah. Ibu sangat teliti kalau menaruh sesuatu. Tidak mungkin ibu salah."katanya
"Apa maksud ibu, buku itu ada yang menukar?"tanyaku penasaran
"Tapi...sewaktu ibu pulang kemarin. Laci itu masih terkunci. Kalau ada yang membuka pasti sudah rusak. Kuncinya kan selalu ibu bawa kalau bepergian karena disana juga ada barang-barang berharga ibu."katanya menjelaskan.
"Berarti ada yang punya kunci serepnya. Atau ada yang ahli membuka kunci tanpa harus memakai kuncinya..."tebakku. Kami sama-sama berfikir. 
"Tapi..sekarang tidak penting. Yang Tari inginkan adalah  hanya ingin tahu apa yang di tulis Kak Ayu di buku itu. Bisa ibu jelaskan pada saya?"
"Baiklah."Kata Bu Diah.
Tok..tok..
Seorang suster rumah sakit masuk. 
"Maaf, mba.."kata Suster itu. Dia membawa nampan berisi nasi dan pelengkapnya. 
Saat bersamaan, Pak Ruslan dan dua anaknya beserta seorang perempuan berkerudung masuk. 
"Oh! Dik Tari, to..sudah lama kesini?"tanya Pak Ruslan.
"Baru sekitar sepuluh menit, Pak."kataku. Ada mereka, aku menjadi tak nyaman ingin menanyakan lagi perihal buku diary Kak Ayu pada bu Diah.
"Ceritanya besok saja ya, Ri. Ibu janji..."kata Bu Diah meyakinkan. Aku mengerti. Aku memutuskan untuk pulang. Aku lalu berpamitan dan berjanji akan datang lagi esok. 
Senja menorehkan warna jingganya yang menawan. Aku mulai beranjak dari taman itu. Warna indah senja yang terhampar di hadapanku tak mampu menghapus rasa penasaranku. 
Saat aku hendak menuntun sepeda motorku, handphoneku berdering. Nama Leni tertera disana.
"Assalamu'alaikum..."sapa Leni
"Wa'alaikum salam, Len."
"Kamu dah dapat kabar belum kalau Bu Diah meninggal.."
Aku terpaku. Jantungku seperti berhenti berdetak..
"Meninggal?"gumamku tak percaya. Aku seperti mau roboh. Bu Diah memang bukan orang terdekatku. Tapi dia amat penting bagiku. Dialah sumber informasiku tentang Kak Ayu. Aku jadi frustasi. Beberapa jam lalu aku masih memiliki harapan. Seketika harapan itu buyar begitu saja.
"Tari? Kamu masih disana? Halo...Tari...Kau.."
"Eh, iya, Len..Inalillahi wainnaillaihi roji,un..."Kataku terbata. Aku menyeka air mataku.
"Besok kita kesana pagi-pagi, ya. Huhh..Kasihan sekali keluarga Bu Diah. Rumahnya baru saja terbakar. Sekarang Bu Diahnya meninggal. Cobaan kok beruntun."kata Leni. Kata-katanya seperti melayang didepanku tanpa terekam di memoriku. Ragaku seperti berada di alam lain.
"Hei! Kamu diam saja!Kau tak mendengarkan aku!"kata Leni berteriak diseberang sana.
"Oh!" Aku terkesiap.
"Kenapa, Len?"tanyaku
"Tau, ah."katanya kesal.
"Maaf...aku masih tak percaya. Tadi siang aku nengok Bu Diah. Beliau masih baik-baik saja.."jawabku.
"Ajal seseorang mana ada yang tahu, Ri. Ya, sudah sampai ketemu besok. Aku kerumahmu pagi-pagi, ya.."
"Iya.."
"Assalamu'alaikum..."
Wa'alaikum salam.."jawabku

TO BE CONTINUED...


Selasa, 05 Maret 2013

Ketika dunia tak sempurna

Mendung masih menyapa. Buku tebal di tas ranselku membuat pundakku kebas. Aku mendesah. Kali ini lalu lintas kota Yogya begitu padat. Melihat ini aku rasanya ingin memiliki sayap agar bisa terbang cepat sampai tujuan. Malam nanti aku harus berkejaran dengan waktu. Laporan praktikum yang harus ku kerjakan menanti di depanku. Sungguh dua bulan ini rasanya kepalaku seperti diaduk. 
"Hai! Buru-buru  amat sampai tidak lihat orang disekitarmu."sapa seorang perempuan yang membuatku menghentikan langkah cepatku begitu aku sampai di perpustakaan.
"Aduh! Lina, maaf. Aku tak lihat."jawabku sedikit terengah.
"Tak apa. Mau ke lantai dua, kan. Aku ikut, ya.."katanya sambil melihat dua buku tebal di tanganku.Buku itu aku keluarkan saat memasuki lantai dasar gedung perpustakaan.
"Ya. Ayo!"sahutku
Aku berjalan cepat. Lina sedikit terengah mengikutiku. "Rin! Pelan-pelan dong!"keluhnya
"Hehe...maaf. Aku biasa jalan cepat."
Aku lalu mengurangi kecepatan langkahku.
"Masih ngekos di Gria Ayu?"tanyanya
Aku mengangguk.
"Masih betah saja, sih. Sudah diperlakukan begitu juga."
 Aku tak menanggapinya.
"Rin?"tanyanya
"Apa?"sahutku
"Kamu ngekos di tempatku saja. Kebetulan kamar di sebelahku sudah kosong."
"Nanti aku pikirkan."
"Jangan bilang kalau kamu tak enak dengan mereka."katanya menebak.
Aku tersenyum. 
"Sudahlah! Kamu pindah saja. Memang kamu mau tertekan terus. Sudah saatnya kamu pergi. Kalau kamu tinggal berlama-lama kamu tak akan bisa menemukan dirimu di sana. Berteman dengan orang-orang yang katanya pandai berwacana itu bagus. Tapi menurutku kamu akan tenggelam karena tempatmu bukan disitu."
"Aku tahu. Aku tak bisa seperti mereka. Sekuat apapun aku mencoba aku hanya akan binasa. Aku tahu aku bukan tipe orang yang pandai merangkai kata menjadi kalimat bermakna tapi setidaknya banyak yang bisa aku pelajari dari kebersamaanku bersama mereka."jawabku putus asa.
"Tapi..apakah mereka tahu kalau kamu butuh support dari mereka. Aku lihat mereka bukannya memberi dukungan tapi malah semakin menenggelamkan kamu. Coba aku ingin tahu. Apa mereka tahu apa yang kamu mau. Kamu tak bisa bercerita dengan lepas seperti kamu bercerita denganku. Yah, aku tahu kamu menjadi lebih berani bicara di depan umum. Tapi coba katakan pada hatimu. Apakah itu yang kamu mau?"
"Cukup, Lin!"
"Baiklah. Aku diam. Jangan salahkan aku jika kamu malah semakin terpuruk."
Itu adalah terakhir kalinya aku bertemu Lina. Sekalipun ini sudah dua tahun lamanya. Mungkin benar jika pilihanku salah. Sampai saat ini aku masih mencari apa sesungguhnya yang paling aku inginkan. Selama ini aku hanya sebagai peniru dan pengikut. Aku tahu itu bukan diriku. Keputusanku untuk bergabung dengan organisasi ekstra telah membuatku tertekan. Itu bukan jiwaku. Tidak ada yang salah dengan organisasi itu. Aku tertekan karena aku tak bisa seperti mereka. Parahnya tidak ada satupun diantara mereka yang berhasil membuatku berkembang. Aku rasanya ingin lari. Sungguh aku seperti berada dalam dunia yang asing. Aku terpojok dan terjatuh pun  mereka tak tahu. Tidak ada yang percaya padaku. Sebelumnya aku memang pribadi tertutup, bersama mereka aku menjadi sedikit terbuka tapi akhirnya pribadiku tertutup berubah menjadi lebih tertutup lagi ketika aku semakin dalam bersama mereka. Itu adalah salahku yang terlalu memaksakan diri.
Saat ini aku harus melangkah. Meski bayang-bayang keterpurukankanku dimasa lalu masih menghantuiku hingga kini.
Kring...kring...
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam. Ini aku Lina."kata suara di seberang telphon.
"Lina! Ya, ampun, Lin. Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu."jawabku.
"Baik. Kamu gimana? Sehat?"
"Alhamdulillah Sehat."jawabku
"Aku dengar sekarang kamu sibuk membuat kerajinan tangan, ya? Jadi pengusaha dong sekarang"
"Belum disebut pengusaha. Masih merintis kok. Aku senang dengan kegiatan ini. Meski ribet, tapi aku menikmatinya."jawabku.
 "O,ya. Akhirnya kamu menemukan apa yang kamu mau."jawabnya riang.
"Apa!"seruku tak mengerti
"Iya. Itulah dirimu. Dulu aku kan sudah bilang. Kamu tak akan bisa menemukan dirimu yang sesungguhnya kalau terus ditengah-tengah mereka. Kamu akan terfokus agar bisa seperti mereka. Padahal seharusnya kamu harus menjadi dirimu sendiri. Meski bagi mereka itu adalah sesuatu yang berbeda dan aneh. Tapi kalau kamu nyaman dan enjoy berarti kamu sudah menemukan apa yang kamu mau, Rin."
"Kamu benar. Aku malah belum berfikir ke arah sana."
"Telmi, sih.."
"Enak saja."
"Tapi tidak juga, Lin. Bersama mereka aku menjadi suka mengembangkan tulisan. Lewat curahan hatiku di buku diary tentunya. Bukankah itu adalah modal awal menjadi penulis. Siapa tahu aku menjadi penulis beneran. Temanku pernah bilang. Jangan baca buku punya orang terus, dong. Kapan bisa punya buku sendiri. Aku bilang, iya, ya...hehehe.."
"Temanmu yang mana?"
"Teman kerjaku dulu."jawabku
"Oh."katanya singkat.
Aku sekarang sadar. Memaksakan diri itu bukanlah jalan keluar yang terbaik. Menjadi diri sendiri dan belajar untuk menemukan potensi yang ada pada diri itulah yang lebih utama. Aku tak akan pernah menyesal berada bersama mereka. Bersama mereka aku bisa belajar banyak hal. Meski itu hanya berupa sebuah celah kecil. Itu cukup sebagai bekalku  untuk berlari menjauhi dunia gelap yang mengungkungku.

NB: Cerpen singkat ini sudah saya kembangkan...klik: www.isengajamenulis.blogspot.com











Merawat bunga mawar

Apa yang kalian lakukan jika melihat bunga mawar yang tumbuh di halaman atau di sebuah taman di pusat kota. Memetiknya kah? Atau membiarkannya. Mawar memang indah. Warnanya yang indah dan bentuknya yang menawan seolah melupakan segala kepenatan dan stres yang sedang menghantui kita. 

Bunga yang sungguh mempesona menginspirasi banyak orang. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan bunga. Bunga mawar yang tumbuh di bumi ini memiliki warna yang beragam dari yang merah, kuning, bahkan sampai yang berwarna hitam pun ada. Bunga mawar tak hanya dapat dinikmati warna dan keindahan bentuknya. Bunga ini juga bisa digunakan untuk kosmetika, obat, bahkan minuman. 

Karena senang dengan warnanya yang indah saya tertarik untuk menanamnya di pot. Tapi sayang karena kurang pengetahuan bunga itu jadi layu, kalau pun hidup menjadi tak berbunga lagi. Akhirnya saya temukan juga cara menanam bunga mawar di pot. Karena takut lupa makanya saya posting di blog saja...

PENANAMAN
  • Sebaiknya gunakan pot dari tembikar, tanah liat atau semen cor. Penggunaan pot plastik hanya akan menyebabkan akar mudah membusuk karena kurangnya oksigen akibat tidak adanya pori-pori pada pot.
  • Untuk media tanam perbandingannya 1:1:1/4 antara tanah, pupuk kandang dan pasir halus.
  • Bungkus media tanam dahulu agar mikroorganisme pembusuk mati dan mawar terhindar dari penyakit.
  • Gunakan potongan bata atau batu kecil di dasar pot agar kelebihan air siraman dapat segera keluar.
  • Pemotongan dan penggantian media tanam setiap 1-2 tahun sekali agar tumbuh sehat dan subur.
PERAWATAN
  • Gunakan asam benzoat pada air agar bakteri pembusuk dapat diperlambat.
  • Agar kesegarannya tahan lama, gunakan nutrisi khusus bunga potong (Bisa didapat di toko bunga)
  • Turunkan air pada PH netral dengan asam sitrat 200 mg per liter air agar tidak menimbulkan dehidrasi.
  • Agar serapan air bisa optimal potonglah pangkal batang menyerong agar didapat penampang batang yang besar.
  • Potong daun yang dianggap tak perlu sehingga pemasukan makanan bisa mencukupi.
  • Terlalu sering menyiram bunga dapat menyebabkan pembusukan akar. Siramlah bunga secukupnya agar kesegarannya terjaga.
Semoga bermanfaat


Jumat, 01 Maret 2013

Di ujung senja (Bab II)

II Diary Biru laut

Cerita sebelumnya...
Tari bermimpi bertemu Ayu didalam mimpinya. Di mimpi itu dia mendapat petunjuk yaitu sebuah Diary biru laut milik Ayu...




Senja kian mendekat. Aku masih tak bergerak. Diam disebuah taman tengah kota. Menatap hamparan rumput hijau di depanku. Aku tak menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahku.
“Mba!”Serunya memanggilku. Lamunanku seketika buyar. Seorang wanita setengah baya sudah duduk disebelahku. Dia membawa beberapa tas plastik di dekatnya. Mungkin dia habis belanja di supermarket.
“Eh! Bu!”jawabku tergagap
“Siang-siang kok ngelamun di tempat seperti ini. Bahaya tahu, mba.”katanya. Aku hanya tersenyum tanpa melihatnya.
“Mau!”katanya menyodorkan sebungkus camilan kepadaku. Aku menggeleng. Aku kaget begitu memperhatikan wajahnya. Aku tak menyadari kalau yang duduk di sampingku adalah Bu Diah, Guru Matematika di SMA ku.
“Bu Diah!”seruku tak percaya
“Eh, iya. Kok Tahu. Ini siapa..Ibu kok lupa. Maklum sudah tua.”
“Saya Tari, Bu. Ibu masih ingat, Tari yang waktu itu...”
 “O, iya...”katanya sambil mengamatiku.
“Tari adiknya Ayu, kan. Pantesan tadi serasa kenal.”katanya melanjutkan. Aku tercengang.
“I! Iya...”kataku tak nyaman.
Kejadian yang menimpa kakakku agaknya masih dikenang oleh para Guru di Sekolahku.
“Aku turut prihatin dengan kakakmu. Dia gadis yang baik dan pintar. Ibu tak habis pikir kenapa dia melakukan itu.”katanya tanpa memandangku. Suasana menjadi lebih tak nyaman bagiku. Aku ingin sekali lari dari tempat ini.
Aku memilih diam. Pikiranku menerawang seolah mencari-cari sesuatu. Tiba-tiba ada ide aneh muncul dikepalaku.
“Bu! Waktu kakak saya meninggal apa ada sesuatu yang ganjil sehari atau ibu melihat ada yang aneh begitu.”kataku
“Maksud Tari apa? Ibu kok tak mengerti?”tanyanya bingung.
“Maksud Tari apa ibu melihat ada gerak-gerik yang aneh dari kakakku atau orang-orang didekatnya begitu.”kataku menjelaskan.
“O..Ibu tidak begitu memperhatikan. Tapi setahu ibu tidak ada. Wajar saja. Tidak ada yang ganjil.”kata Bu Diah.
Aku kecewa. Aku berharap Bu Diah bisa memberiku jawaban yang aku inginkan. Bu Diah adalah Guru yang paling dekat dengan Kak Ayu.
“O,ya. Apa Tari kenal dengan yang namannya  Bu Fitri? Dia menemui Ibu kemaren sore. Katanya dia tantemu?”tanyanya. Aku kaget mendengarnya. Untuk apa tante Fitri ke rumah Bu Diah.
“Dia berambut ikal dan ada tahi lalat di pipi kanannya?Kalau iya, ya benar dia memang tante saya.”
“Memang tante Fitri ada keperluan apa ke rumah Ibu?”
“Dia hanya silaturahmi saja. Katanya dia mendengar dari Ayu kalau Ibu ini Guru terdekatnya Ayu. Jadi mumpung dia  ke Jakarta sekalian mampir?”katanya menjelaskan.

Selasa, 26 Februari 2013

INDAH PADA WAKTUNYA

"Indah pada waktunya..."
Itu adalah secuil kalimat bermakna bagi sebagian orang. Secuil kalimat yang mengandung arti berbeda bagi tiap orang. Untuk aku sendiri, itu sangat bermakna. Secuil kalimat pembangun jiwa. Secuil kalimat yang membangkitkan ragaku yang mulai redup. Dengan itu aku bangkit. Menyongsong hari esok yang lebih baik. Jika ada badai menerpa. Itu adalah bumbu lengkap untuk perjalananku. Bukankah semuanya akan indah pada waktunya. Sungguh kata-kata motivasi yang cocok untuk menggambarkan perjalanan hidupku. Aku memang masih meniti. Bukankah kita hanya mengikuti kemana air mengalir dan berhenti di satu muara.  Semoga menuju kearah muara yang indah.
.
"Kakak, dimana aku...kenapa semuanya gelap."
Aku terdiam. Aku tak mampu bersuara. Suaraku tercekat di tenggorokan.
"Kakak. Kenapa diam..."Suara paniknya bergetar di telingaku.
"E..."Lagi-lagi aku tak mampu bersuara.
"Oh, Tuhan...bantu aku untuk lari."


Itu adalah secuil cerita  yang belum aku beri judul. Untuk cerita di ujung senja. Tunggu aja ya...Masih belum bisa aku posting..

Rabu, 13 Februari 2013

WASPADA KAMERA

Foto: INFO--BAHAYAAAA.... 
(mungkin anda belum tahu)-dibagikan yuuk....


Hati-hati yang suka belanja di mall atau tempat2 yang menyediakan fasilitas ruang ganti baju Kadang terbersit rasa khawatir ga kalau ada kamera tersembunyi di kamar pas tersebut atau waktu di kamar mandi ternyata cerminnya cermin 2 arah.

Bagaimana Mendeteksi Kamera Tersembunyi di Ruang/Kamar Pas?

Di depan ruang/kamar pas ambil ponsel Anda dan pastikan bahwa ponsel dapat melakukan panggilan ... Lalu masuk ke dalam, ambil ponsel Anda dan lakukan panggilan lagi.. Jika anda tidak dapat melakukan panggilan, Berarti ada kamera tersembunyi ..!!! Hal ini disebabkan oleh pengaruh gangguan kamera pada kabel serat optik ponsel selama transfer sinyal.

Silakan teruskan pesan ini ke teman Anda agar publik tahu masalah ini... Untuk mencegah para wanita yang tidak berdosa dari KAMERA TERSEMBUNYI .

Beberapa hari yang lalu, saya menerima pesan teks: “Harap jangan menggunakan ruang/ kamar pas suatu tempat perbelanjaan ; ada kamera lubang jarum untuk membuat MMS [Layanan Pesan Multimedia] yang menampilkan foto/ video curian gadis-gadis muda yang sedang berganti pakaian".

Jadi, tolong sebarkan ini kepada semua gadis. Juga kepada semua laki-laki yang memiliki saudara perempuan dan teman perempuan.."

Jangan malu dalam meneruskan pesan ini. Karena ini menyangkut perlindungan kehormatan semua gadis & wanita pada umumnya.

---

# Bagaimana mendeteksi keberadaan CERMIN 2-ARAH? #
------------------------------------------------------------------

Ketika kita mengunjungi toilet, kamar mandi, kamar hotel, ruang ganti, dll, berapa banyak dari Anda yang tahu pasti bahwa cermin yang tampaknya biasa tergantung di dinding adalah cermin nyata, atau sebenarnya cermin 2-arah (mereka dapat melihat Anda ,tetapi Anda tidak dapat melihat mereka).

Ada banyak kasus orang memasang cermin 2-arah di ruang ganti perempuan atau kamar mandi atau kamar tidur.

Sangat sulit untuk mengidentifikasi cermin tsb. dengan hanya melihat permukaannya. Jadi, bagaimana kita menentukan dengan pasti jenis Cermin yang sedang kita lihat? LAKUKAN TES SEDERHANA INI: Tempatkan ujung kuku Anda ke permukaan cermin dan jika ada JARAK antara kuku anda dan BAYANGAN kuku, maka itu adalah cermin ASLI. Namun, jika kuku Anda LANGSUNG menyentuh gambar kuku Anda, maka WASPADALAH, ITU adalah CERMIN 2- ARAH..!! (Mungkin ada seseorang yang melihat Anda dari sisi lain).

Jadi ingat, setiap kali Anda melihat cermin, lakukan "tes kuku jari." Ini tidak dikenakan biaya apapun. Hal ini mudah untuk dilakukan. Ini hal yang sangat baik untuk dilakukan.

Alasan adanya jarak pada cermin nyata, adalah karena kertas perak yang terdapat di bagian belakang kaca. Sedangkan pada cermin dua arah, kertas peraknya terdapat pada permukaan kaca. Ingatlah baik-baik..!

Pastikan dan periksa ini setiap kali Anda masuk di kamar hotel atau ruangan yang menyediakan cermin. Bagikanlah kepada saudara perempuan Anda, istri, putri, teman, kolega, dsb.

Tolong Share untuk keselamatan semua saudara/i, teman, bunda, keluarga kita Jika anda suka berbelanja di Mall atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas ruang ganti baju. Kadang terbesit rasa khawatir kalau ada kamera tersembunyi di kamar pas. Atau cermin yang digunakan adalah cermin 2 arah.

Bagaimana Mendeteksi Kamera Tersembunyi di Ruang/Kamar Pas?
Di depan ruang/kamar pas ambil ponsel Anda dan pastikan bahwa ponsel dapat melakukan panggilan  Lalu masuk ke dalam, ambil ponsel Anda dan lakukan panggilan lagi.. Jika anda tidak dapat melakukan panggilan, Berarti ada kamera tersembunyi ..!!! Hal ini disebabkan oleh pengaruh gangguan kamera pada kabel serat optik ponsel selama transfer sinyal.

Silakan teruskan pesan ini ke teman Anda agar publik tahu masalah ini... Untuk mencegah para wanita yang tidak berdosa dari KAMERA TERSEMBUNYI .

Beberapa hari yang lalu, saya menerima pesan teks: “Harap jangan menggunakan ruang/ kamar pas suatu tempat perbelanjaan ; ada kamera lubang jarum untuk membuat MMS [Layanan Pesan Multimedia] yang menampilkan foto/ video curian gadis-gadis muda yang sedang berganti pakaian".

Jadi, tolong sebarkan ini kepada semua gadis. Juga kepada semua laki-laki yang memiliki saudara perempuan dan teman perempuan.."

Selasa, 12 Februari 2013

IMPIAN YANG BELUM SAMPAI...

Aku berfikir. Bagaimana jika aku diam saja. Diam seperti patung. Mengharapkan durian runtuh. Tapi...apakah itu akan mengubah apapun. Punya banyak keinginan dan harapkan. Berbuat sesuatu agar impian dan harapan itu dapat terwujud. Tapi...agaknya itu jauh dari harapan. Haruskah aku menunggu saja. Menunggu...dan menunggu...Raga ini sudah mulai penat. Namun sepertinya tak ada yang bisa aku lakukan selain menunggu. Atau ada cara lain selain menunggu. 

Berkhayal itu menyenangkan. Menjadi pengobat sementara impian yang belum bisa diraih. Berkhayal tentang segala keindahan yang mungkin terjadi. Melepaskan segala kepenatan untuk sesaat. Itu bisa menjadi pengobat lara...setidaknya aku bisa membangun energiku lagi untuk berfikir. Tentang apa yang harus kulakukan. Dan berharap asa itu bisa kuraih dalam waktu dekat.

Agaknya aku harus menggerakkan hati dan pikiranku sekuat tenaga untuk bergerak. Meski berat...

Punya energi lebih itu adalah harapan terbesarku yang lain

Berharap, menunggu tanpa kepastian itu sungguh menyiksa....

Seandainya aku tidak tahu bahwa selalu ada harapan...

Aku pasti sudah binasa.

Akan aku bangun istana mimpiku disini dan berharap aku bisa mencapainya...

Suatu saat nanti..

Hingga aku bisa tersenyum di satu titik.


Minggu, 10 Februari 2013

Di ujung senja (Bab II)


Ini adalah lanjutan cerita dari "Di Ujung senja"...Di Bab kedua ini ceritanya juga belum usai...tapi tak apalah aku posting dulu...nanti Bab kedua yang belum usai  dan  Bab selanjutnya menyusul ya...

II.                DIARY  BIRU LAUT
Pagi-pagi buta aku dikejutkan oleh sebuah jeritan seorang perempuan. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan berhambur ke asal suara. Selesai menuruni tangga aku melihat Ayah dan Ibu masuk ke kamar Kak Ayu.  Sampai disana aku tak melihat kak Andi. Mungkin dia masih tertidur pulas. Tebakanku salah, Kak Andi datang dengan mata masih merem melek.
“Ada apaan, sih?”katanya penasaran
Tidak ada yang menyahut.
“Aku takut sekali, mba...Aku tadi melihat Ayu ada di ruangan ini...”katanya ketakutan.
Aku tak percaya. Kak ayu sudah dialam kubur mana mungkin dia bisa ada disini. Kita kan sudah beda alam. Tak mungkin orang yang sudah meninggal bisa bangkit lagi.
“Mungkin hanya perasaan, dik Fitri saja. Ayu kan sudah meninggal, dik.”kata Ibu menghiburnya.
“Tidak...jelas-jelas aku melihatnya.”katanya masih ketakutan.
“Hantu kali, tante.”kataku ketus.
“Hus! Ngawur kamu.”kata Ayah menegurku.
Aku hanya menyeringai. Kak andi menguap disampingku.
“Wah, bisa jadi benar, Bu. Mungkin arwahnya Ayu  tak tenang makanya dia datang ke rumah ini.”kata Kak Andi menakut-nakuti.
“Andi! Tidak lucu.”bentak Ayah
“Emang benar, kok.”katanya sambil melengos meninggalkan ruangan itu. Aku pun bergegas menyusulnya.
“Kakak tega sekali. Orang lagi ketakutan malah ditakut-takuti.”
“Haha. Biarin saja...siapa suruh jadi penakut.”katanya tanpa merasa bersalah.
“Raja tega.”kataku berlalu menuju kamarku.
Kak Andi mendengus di belakangku. “Hati-hati tidur sendiri. “katanya menakut-nakuti
“Siapa takut. Biasanya juga tidur sendiri, wek.”
“Tari...Tari...”katanya dengan suara diseram-seramkan.

Kamis, 07 Februari 2013

JIKA BADAI MENERPA KITA...

Sebenarnya apa yang ditakutkan. Kenapa kita seringkali takut menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi di depan kita. Bukankah itu hanya kemungkinan. Belum tentu apa yang terjadi itu seperti apa yang kita fikirkan. Tapi, berbicara itu mudah. Menasehati itu mudah. Bersuara itu gampang. Bagi kita yang melaksanakan itu sulit. Seakan kita akan menghadapi badai besar dalam hidup kita. Cobaan yang seakan tiada akhir itu telah mendorong kita untuk selalu bersikap pesimis dan tak percaya diri. Bagi yang tidak kuat menghadapinya, akan ada frustasi yang mendorong ke arah yang negatif. Apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri agar kita selalu bersikap optimis. Dorongan dari orang-orang terdekat hanya bersifat sementara karena kita lah yang menghadapinya. Yah...paling tidak duka yang kita alami terobati untuk sementara. Bayangkan jika mereka setiap hari mendorong kita untuk selalu bersifat optimis, tentu rasa pesimis dan tak percaya diri itu akan terkikis sedikit-demi sedikit. 

Aku pernah mengalaminya. Rasanya sakit. Menganggap hidup itu tak adil bagi kita. Tapi aku selalu  menasehati diri sendiri bahwa hidup itu ibarat roda yang terus berputar. Adanya orang-orang yang menguatkanku telah membuatku kuat dan  menjadi pengobat luka kita. Badai itu pasti akan berlalu. Kita masih memiliki orang-orang yang menyayangi kita. Dan terlebih lagi ada Allah SWT yang selalu bersama kita. 

Buat kalian apa yang kalian lakukan jika kalian berada pada titik dimana kalian benar-benar terpuruk:
  1. Marahkah kalian dan menyalahkan orang-orang disekitar kalian?
  2. Menenggelamkan diri dalam sepi tanpa memperbolehkan orang lain mengusikmu?
  3. Selalu bersikap pesimis
  4. Atau kalian menghadapinya dengan sabar dan optimis?
Senang jika kita bisa berbagi pendapat...


Rabu, 06 Februari 2013

KLIK YANG BERIKUT

Anda pernah membuat kliping atau bahkan anda sangat gemar mengumpulkan kliping dari koran majalah atau tabloid. Ayo gabung di Kumpulan klipingku. Klik: http://kumpulanklipingku.blogspot.com. Jika anda memiliki kliping bisa kok di bagi di blog ini...aku tunggu kunjungannya...


Minggu, 03 Februari 2013

Kapan aku bisa berlari...

Sebelum rehat aku tulis puisi dulu ah...maaf ya jika kurang berkenan...maklum belum profesional..makanya bantu  agar bisa berkembang dong...


Aku baru beranjak
Masih meniti
Meski aku tahu aku harus berlari
Tapi...
Aku tak boleh secepatnya berlari
Aku berfikir..
Bagaimana jika aku melangkah
setapak demi setapak
Tapi..
Waktu terus bergulir
lebih baik aku berjalan cepat
Aku berharap suatu saat
aku bisa berlari
Terus berlari
dan terus berlari
Aku ingat...
Asa itu ada di ujung sana

Selamat beristirahat...semoga esok kalian memiliki harapan yang besar untuk berkembang lebih maju...

INTERMEZO "DIUJUNG SENJA"

Membuat sebuah karya itu menyenangkan. Kita di tuntut untuk selalu berkreasi. Tanpa paksaan tentunya. Serta kreasi kita karena kita yang mengelola dan menentukan bukan karena kita dipekerjakan. Dan itu harus berlanjut. Jika berhenti berarti kita sudah menyia-nyiakan momentum yang belum tentu kita dapatkan lagi di waktu yang akan datang.  Berharap akan kembali itu bukanlah hal baik. Tapi bagaimana kita bisa mengganti waktu yang terbuang dengan terus berkreasi itu adalah hal yang harus kita lakukan. Berkreasi karena kita menyukainya bukan suatu hal yang dipaksakan. Kalau apa yang kita lakukan itu adalah keterpaksaan maka hasilnya tidak memuaskan. Mungkin hasilnya bagus tapi bagi kita itu bukan hal yang luar biasa. karena kita tidak merasa puas. Hati tidak akan pernah bohong. 

Selalu berkreasi itu tidak mudah. Karena kita diajak untuk selalu berfikir. Imajinasi kita diajak  untuk selalu berputar. Istilahnya melamun tetapi yang positif, hehehe...

Jadi ada ide untuk membuat sebuah cerita...bagaimana jika aku sisipkan diceritaku yang belum usai...bukankah itu bagus agar ceritanya sedikit berwarna...

Mari kita terus bermimpi dan berkarya...
Aku ingin kita sama-sama membuat karya yang luar biasa...

 Nantikan "Di ujung senja selanjutnya ya..."

Sabtu, 02 Februari 2013

Menambahkan "Read More" pada postingan blog

Semula saya susah sekali menambahkan kata "read more" atau kata sejenis pada postingan di blog saya. Saya sudah mencoba mencari pada mesin pencari di google dan mencoba beberapa tips yang ada tapi hasilnya nihil. Tetap saja postingan di blog saya tidak bisa dipendekkan dan tanda"read more"atau kata sejenisnya tidak nampak.

Disini saya menggunakan template yang di download bukan template bawaan blogger. Meski  tanda "read more" muncul ketika kita mengedit postingan di page element tapi postingan kita belum bisa diperpendek. Dengan sedikit frustasi saya klik saja tanda "?" pada konfigurasi postingan blog. Letaknya di dekat tanda "read  more". Disitu saya baru tahu kalau kita harus mengklik tanda di bawah ini pada kalimat yang akan kita potong:
 Jump icon in the toolbar
Syukurlah tanda "readmore" yang saya inginkan bisa ditampilkan. Dan postingan di blog saya bisa diperpendek. Kalau ingin mengganti  kata "read more" dengan  kalimat yang kita  inginkan juga bisa. Caranya:
  1. Silahkan login ke blogger dengan ID kalian.
  2. Klik Tata Letak. 
  3. Klik tab Elemen Halaman.
  4. Klik "Edit" pada elemen "Posting Blog" atau "Blog post" untuk yang bahasa inggris.
  5. Setelah muncul jendela baru,gantilah tulisan "Read more" menjadi tulisan sesuai dengan keinginan anda.
  6. Klik Tombol Simpan .
  7. Selesai deh...


Senangnya berbagi tips.

Kamis, 31 Januari 2013

LOMBA LIKE & SHARE BERHADIAH


Lomba LIKE & SHARE Berhadiah GRATIS Menerbitkan Buku Paket ProTerbit 4 (senilai Rp 795.000)

Dalam Rangka Ulang Tahun DAPUR BUKU yang ke-1
16 Februari 2013

http://www.DapurBuku.com/
Cara Baru Menerbitkan Buku

NB: Apa Keistimewaan Dapur Buku Dibanding Layanan Penerbitan Buku Lainnya?
Coba baca di http://www.dapurbuku.com/about/keistimewaan-kami

===============

Paket Penerbitan ProTerbit 4 yang harganya Rp 795.000, bisa Anda dapatkan secara GRATIS, dengan cara yang sangat mudah.

Anda cukup:
- menekan tombol LIKE pada foto ini
- menekan tombol SHARE pada foto ini, lalu silahkan di-share.

Sudah, begitu saja.

TAK ADA KEWAJIBAN UNTUK MEN-TAG FOTO
(Kalau Anda mau men-tag, boleh saja. Tapi dari panitia tak ada kewajiban atau anjuran seperti itu).

=================
SYARAT & KETENTUAN:
=================


IKUTI KOMUNITAS PENULIS DI FACEBOOK

Temukan info seputar penulisan seperti lomba-lomba menulis dan lomba berhadiah lainnya serta info menarik lainnya di halaman facebook...klik halaman facebook komunitas penulis ya...

DERITA SARIAWAN

Sariawan itu tidak enak. Sudah gusi atau bibir sakit. Gigi dan kepala ikut2an sakit. Alhasil segala aktifitas menjadi terganggu. Mau makan tak enak. Pedas sedikit langsung menjerit. Mau ngomong tak nyaman. Tertawa juga tak enak. Mulut juga jadi bau. Bibir kering. Minum air putih saja sakit. Tapi  kalau tidak minum mulut rasanya kaku. Apalagi kalau di diamkan lama. Ketika buka suara mulut seperti habis di lem. 

Begitulah rasanya kalau sakit sariawan. Sebenarnya apa sih penyebab sariawan. Kenapa penyakit itu mudah sekali menyerang manusia. Simak berikut ini:

Sariawan adalah penyakit kelainan yang terjadi pada selaput lendir mulut. Bentuknya adalah luka pada bagian mulut (bercak) berwarna putih. Banyak orang yang pernah mengalami sariawan terutama wanita. Penyebabnya macam2 diantaranya:

Luka di Mulut.
Inilah penyebab umum timbulnya sariawan. Luka di mulut dapat diakibatkan karena makanan, tergigit, maupun saat menggosok gigi. Luka tersebut dapat menimbulkan infeksi dan timbul sariawan. Biasakan untuk selalu mengunyah makanan dengan pelan-lean dan gosok gigi secara hati-hati.

Rabu, 30 Januari 2013

DI UJUNG SENJA (Bab 1)

Ini cerita awal sebuah cerita"DI UJUNG SENJA". kisahnya aku gabung dengan entri sebelumnya ya... ada sedikit perubahan disana-sini...maklum saja...mungkin kalau sudah jadi cerita yang utuh akan lain...

Judul awal:

“Di ujung Senja”

I.               TAMU MISTERIUS
                     Seperti biasanya aku datang ke sekolah pukul tujuh kurang sepuluh menit. Baru sampai gerbang sekolah, murid-murid sudah terlihat tergesa-gesa masuk ke gedung sekolah. Aku pikir karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Atau mungkin karena mereka belum mengerjakan PR..hehehe..
Sesampai di ruang kelas aku tak mendapati satu orang murid pun disana. Aku jadi heran. Tidak biasanya kelas sepi begini padahal sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai. Beberapa murid tampak memasuki ruang kelas. Ekspresi mereka ketika melihatku terlihat aneh. Muka mereka tampak pucat. Bahkan mata dari salah satu dari mereka seperti habis menangis.
"Dian! Murid yang lain belum datang?" tanyaku tanpa menanyakan apa yang terjadi pada mereka.
Yang di tanya tampak ragu-ragu untuk menjawab" Me..meraka...di halaman belakang sekolah, Ri.." katanya takut-takut.
Aku penasaran. "Halaman belakang! Memang ada apa di halaman belakang sekolah?"tanyaku.
Mereka saling berpandangan.
"Lebih baik kau lihat sendiri deh..." kata Dian.
Aku langsung beranjak.
 "Tari, ayo aku temani..."kata gadis berpita merah. Dia adalah Mia.
"Baiklah...ayo!"
Kami menyusuri jalan untuk sampai di halaman belakang sekolah. Kami saling diam. Kami sempat berpapasan dengan beberapa murid yang kulihat memandangku dengan pandangan aneh.Beberapa dari mereka tampak berbisik pelan.  Aku memandang Mia, dia juga memandangku. Namun aku tak bersuara.Aku hanya mendesah.  Betapa terkejutnya aku ketika kudapati begitu banyak murid yang berkerumun di sana. Ku dengar salah seorang guru menyuruh para murid untuk segera masuk kelas. Mereka pun langsung berhamburan masuk kelas. Pundakku sempat tersenggol dengan keras oleh salah seorang murid. Untung aku tidak terjatuh. Aku dan Mia menerobos kerumunan murid yang berbalik arah menuju kelas. Aku sudah tak menghiraukan apakah mereka juga memandangku dengan aneh seperti beberapa murid yang ku temui tadi atau tidak. Sesampai di depan halaman aku menangkap sesosok tubuh yang baru di turunkan dari atas pohon. Jantungku berdegup kencang. Aku seperti mengenalinya. Aku mendekat untuk memastikannya namun Mia mencegahku.
"Kita masuk kelas saja, Tari! Ayo!"serunya menahan pundakku.
Aku tak menghiraukannya. Setengah berlari aku mendekatinya. Mataku terbelalak ketika aku mengenali sesosok tubuh yang sudah terbujur kaku di atas tanah. Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku langsung jatuh tersungkur. Sayup-sayup aku mendengar suara orang memanggilku...
“Apa dia sudah sadar?”terdengar suara perempuan
“Sepertinya belum”kata suara perempuan yang lain.
Pelan-pelan ku buka mataku. Pandanganku sedikit kabur. Ketika pandanganku sudah mulai terang aku hanya menangkap langit-langit sebuah ruangan. Aku tak tahu apa yang terjadi denganku. “Dimana aku sekarang”gumamku dalam hati.
“Kamu sudah sadar, Tari?”tanya sebuah suara di dekatku.
Aku menoleh. Bu Susi berdiri di dekatku. Raut mukanya terlihat cemas.
“Saya dimana, Bu?”tanyaku pada Bu Susi.
“Tenang saja. Sekarang kamu ada di ruang UKS. ”kata Bu Susi.         

Minggu, 20 Januari 2013

MASA LALU

Lagi bengong pengen ngelanjutin cerita tapi malah kepikiran untuk nulis uneg-uneg...tulis aja ah...tanggapannya ya..


Masa lalu. Aku, kamu dan semua orang dimukan bumi ini pasti memilikinya. Baik itu suram atau itu sesuatu yang membahagiakan. Jika masa lalu itu suram secara tidak langsung akan berimbas pada kehidupan di masa datang. Masa lalu yang suram bukan berarti itu harus berwujud  kekerasan. Masa lalu yang suram bisa jadi disebabkan ia selalu menjadi pribadi yang terkungkung. Baik itu dari dalam dirinya ataupun karena pengaruh dari orang lain.  Masa lalu yang suram bisa berupa ketidak berdayaan untuk meraih sesuatu yang ia impikan. Ketidakberdayaan untuk berani bersuara dan menolak hal yang tidak ia senangi.  Hanya berdiam diri terhadap penindasan pikiran. Hal itu akan membuat kita semakin tertekan. Bagaimana kita bisa bangkit itu adalah sesuatu hal yang luar biasa.  Tidak mudah memang. Asalkan kita berusaha pasti kita bisa. Jalan terjal yang akan kita lalui di depan itu akan lebih terjal daripada sekarang. Kisah masa lalu itu belum seberapa. Masih banyak yang harus kita lalui agar kita bisa sukses. Memang kisah masa lalu itu akan selalu terekam dalam memori kita. Tapi apakah kita mau terus tenggelam dalam keterpurukan. Itu hanya akan membuat kita semakin jatuh.

 Terus optimis itu adalah jalan yang terbaik. Meski itu butuh proses yang panjang. Tapi asal punya kemauan dan tekad yang kuat kita pasti bisa melaluinya. Berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa itu juga jalan yang terbaik. Pasrahkan semuanya padaNya. Jadikan masa lalu itu sebagai bahan pelajaran bagi kita untuk menentukan langkah kita selanjutnya.

Mari kita sama-sama bangkit untuk meraih impian dan harapan kita. Jangan biarkan ia hanya mengendap begitu saja. Aku dan kamu pasti bisa. Semoga kita semua bisa meraih kesuksesan seperti apa yang kita impikan. Amiin ya rabbal 'alamin.
 


Start Blog...

Assalamu'alaikum...
Selamat datang di Blog Note ya...
Saya punya keinginan blog ini dapat memberi inspirasi bagi banyak orang. Saya juga berharap pengunjung di blog ini selalu mengikuti perkembangan di Blog Note. Jangan pernah bosan untuk mampir di blogku ini ya...
Keep smile. Semoga kalian semua selalu sukses dalam berkarya.
Silahkan beri komentar di entri yang saya tulis di blog ini.
Terimakasih

Wassalamu'alaikum

 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates